Selasa, 20 Mei 2014

Balada Cinta Ferdi Dan Firda

http://tipsmenjagakeharmonisankeluarga.files.wordpress.com/2012/06/gambar-kartun-romantis-12.jpg
Di ketinggian kamar di lantai delapan hotel berbintang lima, Firda menyibak vitrage, memandang ke luar jendela kaca yang sebagian permukaan luarnya berembun. Nampak di bawah sana lidah-lidah air laut menghantam garis pantai, berdebur-debur keras, tapi suaranya tak mampu menyusup ke dalam kamar, hingga kesunyian suite room ini sama sekali tak terusik. Sampai suatu saat terdengar suara seorang pria bertanya dengan nada lembut.

Nggak suka ya, menginap di sini?”
Firda menoleh sesaat, tersenyum tipis dan kembali melihat ke luar. ”Suka juga,” jawabnya datar.
”Suasana di sini hampir sama dengan yang di pantai Kuta.”
”Ya.”
”Bedanya waktu itu kamu enjoy sekali….”
Firda terdiam sesaat. Ia merasa bahwa Ferdi telah membaca suasana hatinya secara tepat. Sementara Ferdi sendiri lalu bangkit dari tempat tidur, mengencangkan tali kimono dan berjalan menghampiri Firda. Memeluknya dari belakang. Di luar penglihatan Ferdi, Firda memejamkan mata dan menghela napas panjang. Dan Ferdi ternyata merasakannya. ”Ada apa, Firda?”
Firda tidak segera menjawab. ”… Kenapa kamu mengajak aku ke sini?”
”Kamu sendiri pernah bilang bosan terus-terusan ke motel murahan.”
”Tapi kata orang hotel, kamar ini biasa disewa pasangan pengantin baru untuk berbulan madu.”
”So what ?”
”… Bukan berarti kamu mau mengajak aku berbulan madu, kan?”
Ferdi tersenyum lebar. ”Setiap ketemu kita berbulan madu.”
”Aku serius.”
Senyum Ferdi memudar. Perasaannya lembut berdesir. Dan dalam pikirannya pun muncul berbagai dugaan dan kecurigaan. ”Kamu bosan ya, kita begini-begini aja ?”
Firda menggeleng.
”Jadi kenapa…?”
”… Bulan depan aku mau nikah.”

Tangan Ferdi perlahan merenggang, melepaskan pelukan pada pinggang Firda. Dan Firda tak berusaha mencegahnya. Juga ketika Ferdi perlahan berjalan menjauh, duduk di sofa depan pesawat televisi yang menyiarkan CNN dengan volume suara rendah, nyaris tak terdengar. Rangkaian berita pengeboman kereta bawah tanah di London, berikut bursa saham yang terguncang, berlalu begitu saja tanpa perhatian. Di luar penglihatan Firda ia mengambil sebuah amplop coklat dari dalam laci, yang sesungguhnya akan diberikannya kepada Firda sebagai kejutan tengah malam. Hati-hati isi amplop itu dikeluarkannya sebagian. Dan nampaklah sebuah sertifikat rumah atas nama Firda.

”Sudah lama kamu pacaran sama calon suamimu?”
”Nggak pernah pacaran. Tapi sudah lama kenal. Tetangga dekat.”
”Kerja apa dia?”
”Guru SMP.”
”Oh…. Guru yang beruntung.”
”Kenapa beruntung?”
”Karena bisa mendapatkan istri secantik kamu.”
Firda terdiam. ”Mungkin aku yang beruntung masih ada laki-laki yang mau jadi suamiku,” bisiknya dalam hati.
”Setelah kamu kawin kita masih bisa ketemu lagi?”

Firda tak menjawab. Karena ia begitu takut memberikan jawaban yang salah.
Ferdi lalu hati-hati mengembalikan sertifikat tadi ke dalam laci. Ia tak berminat mengulangi pertanyaannya, sebab ia tak ingin memojokkan Firda untuk harus mengungkap sebuah janji. Sebuah janji yang pada gilirannya akan membelenggu diri Ferdi pula. Maka pertanyaan itu pun dibiarkannya mengambang dan tak pernah terjawab. Sampai Firda mengajak pulang meski kamar sudah telanjur di-booking untuk dua malam. Sampai keduanya berada di satu mobil dalam perjalanan pulang.

Sedan Mercy warna abu-abu metalik bermesin 3.600 cc berhenti di tempat gelap, beberapa belas meter menjelang sebuah halte bus yang sepi. Di dalam mobil ini Firda hendak membuka pintu, tapi tertahan oleh sentuhan tangan Ferdi berikut pertanyaan yang diucapkannya.
”Kali ini boleh aku antar kamu sampai rumah?”
”Jangan…!”
”Aku ingin berkenalan dengan orangtua kamu.”
”Kita sudah sepakat untuk membatasi hubungan hanya antara kita saja.”
”Meskipun ada kemungkinan setelah ini kita… akan lebih jarang bertemu?”
”Apalagi.”

Ferdi terdiam. Ia agak menyesal telah mengucap pertanyaan yang salah. Sementara itu Firda lalu mencium pipi Ferdi dan berbisik lembut. ”Maafin aku, ya….”

Ferdi merasa ada sesuatu yang tertahan di kerongkongannya. Sampai ia tak mampu berkata apa-apa dan membiarkan Firda keluar dari mobil. Baru setelah Firda menjauh dan nyaris tiba di ujung sebuah gang kecil, Ferdi seperti tersadar dari keterpukauannya, buru-buru membuka laci dashboard, mengambil amplop kecil berisi selembar cek dan lari ke luar mengejar Firda. ”Tunggu!”
Firda menahan langkah dan menoleh.

Ferdi menghampirinya dan menyerahkan amplop kecil itu kepada Firda. ”Tolong kamu terima. Kemarin aku sudah janji mau ngasih ini ke kamu.”
”Nggak usah…. Kontrak rumah sudah lunas sampai tahun depan.”
”Kalau begitu bisa kamu pakai buat apa saja. Cetak undangan, sewa gedung, biaya katering…. Semuanya pasti perlu biaya yang nggak sedikit.”
Firda terdiam. Dan tetap terdiam ketika Ferdi memasukkan amplop itu langsung ke saku belakang celana hipster-nya.
”Jangan segan-segan kontak aku kalau masih perlu bantuan.”
Firda menjawab dengan pelukan erat. Dan Ferdi menyambutnya sepenuh hati. Mungkin hanya Tuhan dan mereka berdua yang tahu berapa lama mereka berpelukan seperti itu. Sampai kemudian keduanya berpisah, saling melambaikan tangan, dan Firda berjalan lunglai meninggalkan Ferdi, berbelok memasuki gang, dan akhirnya lenyap selepas tikungan. Beberapa saat kemudian mobil yang dibawa Ferdi pun perlahan bergerak menjauh dan menjauh….

Malam itu suasana di rumah Firda tidak seperti biasanya. Beberapa sepatu dan sandal bertebaran di teras, sementara pintu ruang tamu masih terbuka meski jam sudah menunjuk pukul sebelas. Rupanya ada beberapa paman dan bibi Firda datang dari kampung bersama anak-anak mereka, ingin mengikuti acara lamaran keluarga calon suami Firda yang rencananya akan berlangsung lusa.

”Firda biasa pulang kerja jam berapa?” si paman bertanya.
”Minggu ini dia dapet giliran masuk sore, pulangnya antara jam dua belas jam satu,” jawab ibu Firda.
”Malam sekali, ya.”
”Namanya juga kerja di restoran. Restoran di hotel berbintang lagi, yang bukanya dua puluh empat jam.”
”Yang penting gajinya lumayan,” si bibi menimpali.
”Bukan lumayan lagi,” kata ibu Firda. ”Dia sudah mampu jadi pengganti ayahnya. Semua keperluan sehari-hari dia yang biayain. Termasuk kontrak rumah dan uang sekolah adik-adiknya.”
”Memang gajinya berapa?”
”Gajinya mah sekitar delapan ratus. Tapi uang lemburnya tinggi, katanya. Waktu baru dua bulan kerja saja saya lihat tabungannya sudah lima juta lebih. Jauh betul dengan ayahnya yang sampai pensiun nggak pernah bisa nabung.”
”Jangan-jangan dia sudah jadi manajer.”
”Ah, belum. Karyawati biasa. Tapi kelihatannya dia memang sedang dipersiapkan atasannya untuk naik pangkat buat pegang jabatan. Tiga bulan terakhir ini dia sering ikut macam-macam training. Manajemen, bahasa Inggris, komputer, kepribadian…. Kadang di Jakarta, tapi lebih seringnya di Bandung.”
”Berat juga ya, sampai harus ke Bandung segala.”
”Berat sekali juga enggak. Soalnya kalau training di Bandung pasti menginap barang semalam. Jadi masih ada waktu buat rekreasi, belanja-belanja, beli oleh-oleh buat yang di Jakarta. Bulan lalu malah di Bali sampai seminggu.”
”Semuanya dibiayai kantor?”
”Bukan cuma dibiayai, tapi juga dikasih uang saku!”
”Hebat sekali!!?”

”Makanya saya sendiri suka terharu, nggak mengira Firda sekarang sudah jadi tulang punggung keluarga. Saya cuma bisa bersyukur dan bersyukur pada Yang Mahakuasa, ’Ya, Alloh… terima kasih atas segala kemudahan yang sudah Kau berikan kepada kami…’.”
Pagi hari Ferdi membuka mata dan kecewa menemukan dirinya tergolek di ranjang di kamar rumahnya. Jam dinding menunjuk setengah tujuh, yang berarti sebentar lagi istrinya akan memanggilnya untuk sarapan. Ia pun bangkit hendak keluar kamar, tapi lalu tertahan oleh dering telepon yang terletak di meja lampu. ”Halo?”

”Bisa bicala sama eyang Feldianto?”
Ferdi tersenyum. ”Ini siapa, sih, pagi-pagi sudah nelpon pakai suara genit?”
”Aku Icha, cucunya eyang Feldi.”
Ferdi tertawa. ”Ada apa, sayang?”
”Ental siang jangan lupa, ya, dateng ke lumahku. Aku kan ulang tahun.”
”Oh, ya. Pasti. Eyang nggak mungkin lupa.”
”Dah, eyaaang.”
”Dadaah.” Ferdi menutup gagang telepon. Senyumnya seketika memudar. ”Hampir lupa…!” katanya dalam hati.
”Siapa yang nelpon?”
Ferdi kaget dan menoleh, melihat istrinya yang baru saja muncul di pintu kamar. ”Icha. Ngundang ke ulang tahunnya nanti siang.”
”Icha sendiri yang nelpon???”
”Iya.”
”Ya, ampun! Baru mau tiga tahun sudah pinter banget.”
”Anak sekarang….”
”Eh, Astrid sudah nemuin Papa?”
”Belum. Ada apa?”
Belum lagi ibunya menjawab, seorang gadis cantik berumur dua puluh lima tahun muncul dan langsung masuk ke kamar. ”Hai, Pa!”
Si ibu tersenyum penuh arti dan pergi meninggalkan ayah-anak ini. ”Minta sendiri gih sama Papa.”
Ferdi bertanya-tanya. ”Mau minta apa, sih?”
”Mmm…. kado perkawinan.”
”Kado kok minta. Tergantung papa dong, mau ngasih apa.”
”Soalnya gini, Pa. Mathias sudah pasti mau dikasih kado mobil sama orangtuanya. Maksudku, Papa jangan ngasih aku mobil juga.”
”Terus, kamu pengin dikasih kado apa?”
”Mmm… rumah.”
Ferdi tertegun. ”Rumah…?”
”Soalnya aku sama Mathias sudah sepakat setelah kawin nanti nggak mau tinggal di pondok mertua indah.”
Setelah berpikir beberapa saat, berangsur wajah Ferdi kembali cerah dan bahkan kemudian tertawa. ”Tenang aja. Sudah papa siapin.”
”Ah yang bener, Pa.”
”Kamu suka, kan, rumah di Bukit Kayangan?”
”Suka banget! Memang papa sudah beli???”
”Sudah.”

Astrid sesaat terkesima, lalu menghambur mendekati ayahnya dan mencium pipinya berkali-kali. 

”Thanks, Pa! Makasih banget!!!”
”Buat kamu, apa sih yang nggak papa kasih.”
”Tapi rumahnya sudah ada atau kita harus nunggu dibangun dulu?”
”Sudah ada. Tinggal masukin furniture sama ngurus balik nama.”
Astrid heran. ”Kok pakai balik nama segala…?”

Kata Kata Sedih dan Galau

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXNJyEWMmmLiaFAHPzYtUl0oVaEzwGMv9lGtatQ5DyHV5n7gcy2El7yNppAYTi5a9FXTQQ3lfMa5zYJQGhSfSxrgElMPpFL-YAp2Amt-1d4QzQfLD_-l6CgaLqAZzAWe7AAJ0gtBPOngs/s1600/lagi-galau-cinta-lebay.jpg

Hujan datang menyerbu.. dingin datang kepadaku..
aku sayang kepadamu.. tapi kamu ga sayang kepadaku..

Hanya dirimu yang bisa membuatku tenang, tanpa dirimu aku merasa hilang dan sepi, dan sepi.

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu. Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu. Karena langkah merapuh tanpa dirimu .

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski Kau tak cinta kepadaku. Beri sedikit waktu biar cinta dtg karna tlh terbiasa . "

Terlalu sadis caramu menjadikan diriku pelampiasan cintamu agar dia kembali padamu tanpa perduli sakitnya aku

Jujur aku tak kuasa saat terakhir ku genggam tanganmu namun yang pasti terjadi kita mungkin tak bersama lagi.

Ada cerita tentang aku dan dia dan kita bersama saat dulu kala

Kupejamkan mata ini, Mencoba tuk melupakan, Segala kenangan indah tentang dirimu , Tentang mimpiku

Ada apa kiranya disana kok perasaan tidak enak,
Ya Allah... Lindungilah dia yang kusayangi...

Inginnya aku terus memantau keadaanmu
namun semua tak mungkin karena kujauh.
Disaat seperti inilah aku pengen buanget dekat dengannya.

Kucoba membina rasa saling percaya
meski batin ini rasanya tak karuan
Kucoba tidur dan pejamkan mata
Tapi melupakanmu itu tidak mungkin

Cintaku harus jujur...
bila di dekatmu hatiku senang
bila jauh hatiku gelisah...
inikah cinta yang sebenarnya?

Aku harus bertahan untuk menantimu
meski penantian ini begitu berat
kesabaran dalam iman telah menepis kegalauan hatiku

karna engkaulah satu-satunya untukku &bpastikan kita kan selalu bersama. karna dirimulah yg sanggup mengerti aku dalam susah ataupun senang

jika memang dirimulah tulang rusukku kau akan kembali pada tubuh ini. ku akan tua dan mati dalam pelukmu untukmu seluruh nafas ini.

ku tak mengerti cinta indahnya hanya di awal ku rasa mengapa kau benar dan aku selalu salah

Hanyalah dirimu, mampu membuatku jatuh Dan mencinta. Kau bukan hanya sekedar indah , kau tak akan terganti

Meski waktu datang Dan berakhir sampai kau tiada bertahan, semua takkan mampu mengubahnya, hanyalah kau yg Ada direlungku ..

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya. Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya ..

Ketika rindu terasa sesak dalam dada, membungkus sakit yang menyayat hati, bagai labirin cinta tanpa jalan keluar.

Kamu tau ga’ rasa sakit yang susah hilang itu apa? rasa sakit yang susah hilang tuh rasa sakit saat kamu bilang kita putus :(

Jangan pernah siasiakan orang yang menyayangimu. Terkadang kita harus meng egoiskan diri kita sendiri, dengarkan hati paling dalam ;)

Sakitnya tusukan 1000 jarum belum bisa ngalahin sakitnya saat kamu ngomong “kita putus ! karna gue udah gak ada rasa sama loe”

Ada ga’ ya obat kebal? Aku akan beli sebannyak-banyaknya buat nahan rasa sakit yang aku rasakan karena lama memendam perasaan ini ke kamu

Kalau sakit ragaku masih ada dokter yang bisa nyembuhin, tapi siapa yang bisa nyembuhin hatiku saat kulihat kau selingkuh denganya.

Bener ya lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati, apalagi ketika kamu balikan sama mantanmu dan ninggalin aku.

Jalan-jalan ke Belanda beli topi, pulangnya mampir ke toko roti. Aku sakit ngeliat kamu kayak gini, move on ke lain hati :(

Selemah-lemahnya pacar adalah pacar yang hilang di malam mingguan.

Jika kini kita sudah tak bersama. Aku akan slalu tersenyum akan hadirmu. Tapi hati ini akan terluka kembali jika kau bersama yang lain :(

Jika waktu tak mampu lagi mengajariku melupakanmu, lalu dengan apa lagi Tuhan menguji kesetiaanku.


Kelak, bukan aku yang akan kamu rindukan, tapi hatiku, rumah ternyaman yang pernah dihuni oleh cintamu.

Baru kemaren kita jalan sama-sama, sekarang kamu sudah jalan sama orang lain :(

Aku tidak berharap untuk menjadi yang terpenting dihidupmu. Karena itu merupakan permintaan yang terbesar bagiku. Aku hanya berharap suatu saat nanti, jika kau melihat aku. Kau akan tersenyum dan berkata “Dialah orang yang selalu menyayangiku”.

Seandai’a kita masih pacaran. Mungkin aku adalah wanita paling bahagia di dunia ini.

Pernah ku sekali ingin berlari dan menghapus semua tentangmu dari hidupku. Tapi ku katakan juga untuk kesekian kali, aku berserah dan kuakui !! Aku tak bisa tanpamu. Aku ingin merajut bahagia walau semu adanya. Dan biarkan aku menjadi bahagia dengan caraku sendiri. Ini kelak akan jadi cerita, tertutup rapat. Hanya kamu dan aku CUKUP !!

Senin, 12 Mei 2014

Puisi : Hanya Dalam Puisi (Ajip Rosidi)

http://www.jakarta.go.id/web/system/jakarta2011/public/images/encyclopedia/a6f27a4d50d3fdc4dd51b0829e8cabb0.jpg
Dalam kereta api
Kubaca puisi Willy dan Mayakowsky
Namun kata-katamu kudengar
Mengatasi derak-derik deresi.

Kulempar pandang ke luar:
Sawah-sawah dan gunung-gunung
Lalu sajak-sajak tumbuh
Dari setiap bulir peluh
Para petani yang terbungkuk sejak pagi

Melalui hari-hari keras dan sunyi.
Kutahu kau pun tahu:
Hidup terumbang-ambing antara langit dan bumi
Adam terlempar dari surga
Lalu kian kemari
mencari Hawa.

Tidakkah telah menjadi takdir penyair
Mengetuk pintu demi pintu
Dan tak juga ditemuinya Ragi hati Yang tak mau
Menyerah pada situasi?

Dalam lembah menataplah wajahmu yang sabar.
Dari lembah mengulurlah tanganmu yang gemetar.
Dalam kereta api
Kubaca puisi turihan-turihan hati
Yang dengan jari-jari besi sang Waktu
Menentukan langkah-langkah Takdir:
Menjulur Ke ruang mimpi yang kuatur sia-sia.

Aku tahu.
Kau pun tahu.
Dalam puisi
Semuanya jelas dan pasti.

Puisi : Surat Dari Ibu (Asrul Sani)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKmFNNzjxvhtgvuBS37la4T9v7176weFDldbJRSbs8PKM-aSAUFSxg2qRCVDJDoLXRe_9yD9pwB5VJAYh4hk-uEATt7eIgOW3lQezVdOh9B4FFViKBRIljxFDX6ubhcgr7L14psaBqyKDt/s1600/Asrulsani.jpg
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
Pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinar daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas, anakku sayang
Pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum kemerah-merahan
Menutup Pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua

Tiang-tiang akan kering sendiri
Dan nahkoda sudah tau pedoman

Boleh engkau datang padaku

Kembali pulang, anakku sayang
Kembali ke balik malam
Jika kapalmu telah rapat bertepi
Kita akan bercerita
Tentang cinta dan hidupmu pagi hari

Kata Kata Luar Biasa Para Orang Terkenal Di Dunia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOumNdkNYk6SSF5GkIvmUI8MnQ-q7LZ7xXNfha8azrr7KcriXg8l6WzMdrpIuDhUnheQds6sC4Emwg6_TKDcjABhyphenhyphenTWIh1XFNeqXC0EU9WscwAk8VLqJxM7RHxbLuI135zxFR6z-oZ23Q/s1600/Kata-Bijak-Terbaru.jpg

Hidup adalah lelucon yang baru saja dimulai. (W.S. Gilbert)

 Orang yang bisa menggunakan dan menyimpan uang adalah orang yang paling bahagia, karena ia memiliki kedua kesenangan. (Samuel Johnson)

Kebijaksanaan tidak pernah berbohong. (Homer)

Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kebanyakan kita sedang tidak ada di rumah. (Joseph Roux)

Kecantikan hanya kulit luar. Namun yang sangat penting adalah adanya keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa. (Jennifer Lopez)

Diam adalah lebih baik daripada mengucapkan kata-kata yang tanpa makna. (Pythagoraz)

Anda tidak akan bisa lari dari tanggung jawab pada hari esok dengan menghindarinya pada hari ini. (Abraham Lincoln)

Rasa kepuasan membuat orang miskin adalah seorang yang kaya, sementara rasa ketidakpuasan membuat orang-orang kaya menjadi seorang yang miskin. (Benjamin Franklin.)

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun. (Soekarno.)

Tempat untuk berbahagia itu di sini. Waktu untuk berbahagia itu kini. Cara untuk berbahagia ialah dengan membuat orang lain berbahagia. (Robert G. Ingersoll)

Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga lebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun. (George Bernard Shaw)

 Pengetahuan ada dua macam : yang telah kita ketahui dengan sendirinya atau yang hanya kita ketahui dimana ia bisa didapatkan. (Samuel Johnson)

Semua penemuan besar selalu berasal dari orang-orang yang perasaannya berlari mendahului pemikirannya. (C.h. Oarkhurst)

Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas. (Will Dan Ariel Dunant)

Kebanyakan dari kita yakin bisa membuat orang lain bahagia dengan cara yang kita tentukan. (Robert S. Lynd)

Orang yang tidak bisa memaafkan orang lain sama saja dengan orang yang memutuskan jembatan yang harus dilaluinya, karena semua orang perlu di maafkan. (Thomas Fuller)

 Kesalahan tidak akan menjadi kebenaran walau berulang kali diumumkan, sebaliknya, kebenaran tidak akan jadi kesalahan walau tak seorang pun mengetahuinya. (Mahatma Gandhi)

Anda bisa membuat takhta dari bayonet, tapi Anda tidak akan mampu duduk terlalu lama di atasnya. (Boris Yeltsin)

Jika yakin perang akan menghasilkan kemenangan, Anda harus bertempur, meskipun aturan melarangnya. (Sun Tzu)

Aku lebih takut kepada orang yang melatih 1 tendang 1000 kali, daripada seorang yang melatih 1000 tendangan 1 kali. (Bruce Lee)

Kebajikan yang mudah adalah dengan menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut. (Umar bin Khattab)

Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih selamat dari pada berkelebihan dan penyesalan. (Imam Syafi’i)

Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan diri sendiri dahulu. (Petrus Claver)

Lebih baik bertempur dan kalah daripada tidak pernah bertempur sama sekali. (Arthur Hugh Clough)

Hidup adalah lelucon yang baru saja dimulai. (W.S. Gilbert)

 Orang yang bisa menggunakan dan menyimpan uang adalah orang yang paling bahagia, karena ia memiliki kedua kesenangan. (Samuel Johnson)

Kebijaksanaan tidak pernah berbohong. (Homer)

Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kebanyakan kita sedang tidak ada di rumah. (Joseph Roux)

Kecantikan hanya kulit luar. Namun yang sangat penting adalah adanya keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa. (Jennifer Lopez)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah (Thomas Alva Edison)

Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang tak kunjung pernah dimulai (JRR Tolkien) 

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Confusius) 

Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri (Robert Collier) 

Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati, jauh tak terjangkau oleh bukti (Kahlil Gibran) 

Jika anda ingin berenang dilaut, rasakan dulu asinnya garam ( Don Sisco) 

Dalam politik, kejujuran adalah malapetaka ( Don Sisco )

Kamis, 08 Mei 2014

Puisi : Syair Orang Lapar (Taufik Ismail)

http://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2012/02/taufik-ismail.jpg
Lapar menyerang desaku
Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas
Risau

Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun mengemis
Kesinikan hatimu
Ku iris

Lapar di Gunung Kidul
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kau ulang jua
Kalau