Selasa, 20 Mei 2014

Balada Cinta Ferdi Dan Firda

http://tipsmenjagakeharmonisankeluarga.files.wordpress.com/2012/06/gambar-kartun-romantis-12.jpg
Di ketinggian kamar di lantai delapan hotel berbintang lima, Firda menyibak vitrage, memandang ke luar jendela kaca yang sebagian permukaan luarnya berembun. Nampak di bawah sana lidah-lidah air laut menghantam garis pantai, berdebur-debur keras, tapi suaranya tak mampu menyusup ke dalam kamar, hingga kesunyian suite room ini sama sekali tak terusik. Sampai suatu saat terdengar suara seorang pria bertanya dengan nada lembut.

Nggak suka ya, menginap di sini?”
Firda menoleh sesaat, tersenyum tipis dan kembali melihat ke luar. ”Suka juga,” jawabnya datar.
”Suasana di sini hampir sama dengan yang di pantai Kuta.”
”Ya.”
”Bedanya waktu itu kamu enjoy sekali….”
Firda terdiam sesaat. Ia merasa bahwa Ferdi telah membaca suasana hatinya secara tepat. Sementara Ferdi sendiri lalu bangkit dari tempat tidur, mengencangkan tali kimono dan berjalan menghampiri Firda. Memeluknya dari belakang. Di luar penglihatan Ferdi, Firda memejamkan mata dan menghela napas panjang. Dan Ferdi ternyata merasakannya. ”Ada apa, Firda?”
Firda tidak segera menjawab. ”… Kenapa kamu mengajak aku ke sini?”
”Kamu sendiri pernah bilang bosan terus-terusan ke motel murahan.”
”Tapi kata orang hotel, kamar ini biasa disewa pasangan pengantin baru untuk berbulan madu.”
”So what ?”
”… Bukan berarti kamu mau mengajak aku berbulan madu, kan?”
Ferdi tersenyum lebar. ”Setiap ketemu kita berbulan madu.”
”Aku serius.”
Senyum Ferdi memudar. Perasaannya lembut berdesir. Dan dalam pikirannya pun muncul berbagai dugaan dan kecurigaan. ”Kamu bosan ya, kita begini-begini aja ?”
Firda menggeleng.
”Jadi kenapa…?”
”… Bulan depan aku mau nikah.”

Tangan Ferdi perlahan merenggang, melepaskan pelukan pada pinggang Firda. Dan Firda tak berusaha mencegahnya. Juga ketika Ferdi perlahan berjalan menjauh, duduk di sofa depan pesawat televisi yang menyiarkan CNN dengan volume suara rendah, nyaris tak terdengar. Rangkaian berita pengeboman kereta bawah tanah di London, berikut bursa saham yang terguncang, berlalu begitu saja tanpa perhatian. Di luar penglihatan Firda ia mengambil sebuah amplop coklat dari dalam laci, yang sesungguhnya akan diberikannya kepada Firda sebagai kejutan tengah malam. Hati-hati isi amplop itu dikeluarkannya sebagian. Dan nampaklah sebuah sertifikat rumah atas nama Firda.

”Sudah lama kamu pacaran sama calon suamimu?”
”Nggak pernah pacaran. Tapi sudah lama kenal. Tetangga dekat.”
”Kerja apa dia?”
”Guru SMP.”
”Oh…. Guru yang beruntung.”
”Kenapa beruntung?”
”Karena bisa mendapatkan istri secantik kamu.”
Firda terdiam. ”Mungkin aku yang beruntung masih ada laki-laki yang mau jadi suamiku,” bisiknya dalam hati.
”Setelah kamu kawin kita masih bisa ketemu lagi?”

Firda tak menjawab. Karena ia begitu takut memberikan jawaban yang salah.
Ferdi lalu hati-hati mengembalikan sertifikat tadi ke dalam laci. Ia tak berminat mengulangi pertanyaannya, sebab ia tak ingin memojokkan Firda untuk harus mengungkap sebuah janji. Sebuah janji yang pada gilirannya akan membelenggu diri Ferdi pula. Maka pertanyaan itu pun dibiarkannya mengambang dan tak pernah terjawab. Sampai Firda mengajak pulang meski kamar sudah telanjur di-booking untuk dua malam. Sampai keduanya berada di satu mobil dalam perjalanan pulang.

Sedan Mercy warna abu-abu metalik bermesin 3.600 cc berhenti di tempat gelap, beberapa belas meter menjelang sebuah halte bus yang sepi. Di dalam mobil ini Firda hendak membuka pintu, tapi tertahan oleh sentuhan tangan Ferdi berikut pertanyaan yang diucapkannya.
”Kali ini boleh aku antar kamu sampai rumah?”
”Jangan…!”
”Aku ingin berkenalan dengan orangtua kamu.”
”Kita sudah sepakat untuk membatasi hubungan hanya antara kita saja.”
”Meskipun ada kemungkinan setelah ini kita… akan lebih jarang bertemu?”
”Apalagi.”

Ferdi terdiam. Ia agak menyesal telah mengucap pertanyaan yang salah. Sementara itu Firda lalu mencium pipi Ferdi dan berbisik lembut. ”Maafin aku, ya….”

Ferdi merasa ada sesuatu yang tertahan di kerongkongannya. Sampai ia tak mampu berkata apa-apa dan membiarkan Firda keluar dari mobil. Baru setelah Firda menjauh dan nyaris tiba di ujung sebuah gang kecil, Ferdi seperti tersadar dari keterpukauannya, buru-buru membuka laci dashboard, mengambil amplop kecil berisi selembar cek dan lari ke luar mengejar Firda. ”Tunggu!”
Firda menahan langkah dan menoleh.

Ferdi menghampirinya dan menyerahkan amplop kecil itu kepada Firda. ”Tolong kamu terima. Kemarin aku sudah janji mau ngasih ini ke kamu.”
”Nggak usah…. Kontrak rumah sudah lunas sampai tahun depan.”
”Kalau begitu bisa kamu pakai buat apa saja. Cetak undangan, sewa gedung, biaya katering…. Semuanya pasti perlu biaya yang nggak sedikit.”
Firda terdiam. Dan tetap terdiam ketika Ferdi memasukkan amplop itu langsung ke saku belakang celana hipster-nya.
”Jangan segan-segan kontak aku kalau masih perlu bantuan.”
Firda menjawab dengan pelukan erat. Dan Ferdi menyambutnya sepenuh hati. Mungkin hanya Tuhan dan mereka berdua yang tahu berapa lama mereka berpelukan seperti itu. Sampai kemudian keduanya berpisah, saling melambaikan tangan, dan Firda berjalan lunglai meninggalkan Ferdi, berbelok memasuki gang, dan akhirnya lenyap selepas tikungan. Beberapa saat kemudian mobil yang dibawa Ferdi pun perlahan bergerak menjauh dan menjauh….

Malam itu suasana di rumah Firda tidak seperti biasanya. Beberapa sepatu dan sandal bertebaran di teras, sementara pintu ruang tamu masih terbuka meski jam sudah menunjuk pukul sebelas. Rupanya ada beberapa paman dan bibi Firda datang dari kampung bersama anak-anak mereka, ingin mengikuti acara lamaran keluarga calon suami Firda yang rencananya akan berlangsung lusa.

”Firda biasa pulang kerja jam berapa?” si paman bertanya.
”Minggu ini dia dapet giliran masuk sore, pulangnya antara jam dua belas jam satu,” jawab ibu Firda.
”Malam sekali, ya.”
”Namanya juga kerja di restoran. Restoran di hotel berbintang lagi, yang bukanya dua puluh empat jam.”
”Yang penting gajinya lumayan,” si bibi menimpali.
”Bukan lumayan lagi,” kata ibu Firda. ”Dia sudah mampu jadi pengganti ayahnya. Semua keperluan sehari-hari dia yang biayain. Termasuk kontrak rumah dan uang sekolah adik-adiknya.”
”Memang gajinya berapa?”
”Gajinya mah sekitar delapan ratus. Tapi uang lemburnya tinggi, katanya. Waktu baru dua bulan kerja saja saya lihat tabungannya sudah lima juta lebih. Jauh betul dengan ayahnya yang sampai pensiun nggak pernah bisa nabung.”
”Jangan-jangan dia sudah jadi manajer.”
”Ah, belum. Karyawati biasa. Tapi kelihatannya dia memang sedang dipersiapkan atasannya untuk naik pangkat buat pegang jabatan. Tiga bulan terakhir ini dia sering ikut macam-macam training. Manajemen, bahasa Inggris, komputer, kepribadian…. Kadang di Jakarta, tapi lebih seringnya di Bandung.”
”Berat juga ya, sampai harus ke Bandung segala.”
”Berat sekali juga enggak. Soalnya kalau training di Bandung pasti menginap barang semalam. Jadi masih ada waktu buat rekreasi, belanja-belanja, beli oleh-oleh buat yang di Jakarta. Bulan lalu malah di Bali sampai seminggu.”
”Semuanya dibiayai kantor?”
”Bukan cuma dibiayai, tapi juga dikasih uang saku!”
”Hebat sekali!!?”

”Makanya saya sendiri suka terharu, nggak mengira Firda sekarang sudah jadi tulang punggung keluarga. Saya cuma bisa bersyukur dan bersyukur pada Yang Mahakuasa, ’Ya, Alloh… terima kasih atas segala kemudahan yang sudah Kau berikan kepada kami…’.”
Pagi hari Ferdi membuka mata dan kecewa menemukan dirinya tergolek di ranjang di kamar rumahnya. Jam dinding menunjuk setengah tujuh, yang berarti sebentar lagi istrinya akan memanggilnya untuk sarapan. Ia pun bangkit hendak keluar kamar, tapi lalu tertahan oleh dering telepon yang terletak di meja lampu. ”Halo?”

”Bisa bicala sama eyang Feldianto?”
Ferdi tersenyum. ”Ini siapa, sih, pagi-pagi sudah nelpon pakai suara genit?”
”Aku Icha, cucunya eyang Feldi.”
Ferdi tertawa. ”Ada apa, sayang?”
”Ental siang jangan lupa, ya, dateng ke lumahku. Aku kan ulang tahun.”
”Oh, ya. Pasti. Eyang nggak mungkin lupa.”
”Dah, eyaaang.”
”Dadaah.” Ferdi menutup gagang telepon. Senyumnya seketika memudar. ”Hampir lupa…!” katanya dalam hati.
”Siapa yang nelpon?”
Ferdi kaget dan menoleh, melihat istrinya yang baru saja muncul di pintu kamar. ”Icha. Ngundang ke ulang tahunnya nanti siang.”
”Icha sendiri yang nelpon???”
”Iya.”
”Ya, ampun! Baru mau tiga tahun sudah pinter banget.”
”Anak sekarang….”
”Eh, Astrid sudah nemuin Papa?”
”Belum. Ada apa?”
Belum lagi ibunya menjawab, seorang gadis cantik berumur dua puluh lima tahun muncul dan langsung masuk ke kamar. ”Hai, Pa!”
Si ibu tersenyum penuh arti dan pergi meninggalkan ayah-anak ini. ”Minta sendiri gih sama Papa.”
Ferdi bertanya-tanya. ”Mau minta apa, sih?”
”Mmm…. kado perkawinan.”
”Kado kok minta. Tergantung papa dong, mau ngasih apa.”
”Soalnya gini, Pa. Mathias sudah pasti mau dikasih kado mobil sama orangtuanya. Maksudku, Papa jangan ngasih aku mobil juga.”
”Terus, kamu pengin dikasih kado apa?”
”Mmm… rumah.”
Ferdi tertegun. ”Rumah…?”
”Soalnya aku sama Mathias sudah sepakat setelah kawin nanti nggak mau tinggal di pondok mertua indah.”
Setelah berpikir beberapa saat, berangsur wajah Ferdi kembali cerah dan bahkan kemudian tertawa. ”Tenang aja. Sudah papa siapin.”
”Ah yang bener, Pa.”
”Kamu suka, kan, rumah di Bukit Kayangan?”
”Suka banget! Memang papa sudah beli???”
”Sudah.”

Astrid sesaat terkesima, lalu menghambur mendekati ayahnya dan mencium pipinya berkali-kali. 

”Thanks, Pa! Makasih banget!!!”
”Buat kamu, apa sih yang nggak papa kasih.”
”Tapi rumahnya sudah ada atau kita harus nunggu dibangun dulu?”
”Sudah ada. Tinggal masukin furniture sama ngurus balik nama.”
Astrid heran. ”Kok pakai balik nama segala…?”

Kata Kata Sedih dan Galau

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXNJyEWMmmLiaFAHPzYtUl0oVaEzwGMv9lGtatQ5DyHV5n7gcy2El7yNppAYTi5a9FXTQQ3lfMa5zYJQGhSfSxrgElMPpFL-YAp2Amt-1d4QzQfLD_-l6CgaLqAZzAWe7AAJ0gtBPOngs/s1600/lagi-galau-cinta-lebay.jpg

Hujan datang menyerbu.. dingin datang kepadaku..
aku sayang kepadamu.. tapi kamu ga sayang kepadaku..

Hanya dirimu yang bisa membuatku tenang, tanpa dirimu aku merasa hilang dan sepi, dan sepi.

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu. Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu. Karena langkah merapuh tanpa dirimu .

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski Kau tak cinta kepadaku. Beri sedikit waktu biar cinta dtg karna tlh terbiasa . "

Terlalu sadis caramu menjadikan diriku pelampiasan cintamu agar dia kembali padamu tanpa perduli sakitnya aku

Jujur aku tak kuasa saat terakhir ku genggam tanganmu namun yang pasti terjadi kita mungkin tak bersama lagi.

Ada cerita tentang aku dan dia dan kita bersama saat dulu kala

Kupejamkan mata ini, Mencoba tuk melupakan, Segala kenangan indah tentang dirimu , Tentang mimpiku

Ada apa kiranya disana kok perasaan tidak enak,
Ya Allah... Lindungilah dia yang kusayangi...

Inginnya aku terus memantau keadaanmu
namun semua tak mungkin karena kujauh.
Disaat seperti inilah aku pengen buanget dekat dengannya.

Kucoba membina rasa saling percaya
meski batin ini rasanya tak karuan
Kucoba tidur dan pejamkan mata
Tapi melupakanmu itu tidak mungkin

Cintaku harus jujur...
bila di dekatmu hatiku senang
bila jauh hatiku gelisah...
inikah cinta yang sebenarnya?

Aku harus bertahan untuk menantimu
meski penantian ini begitu berat
kesabaran dalam iman telah menepis kegalauan hatiku

karna engkaulah satu-satunya untukku &bpastikan kita kan selalu bersama. karna dirimulah yg sanggup mengerti aku dalam susah ataupun senang

jika memang dirimulah tulang rusukku kau akan kembali pada tubuh ini. ku akan tua dan mati dalam pelukmu untukmu seluruh nafas ini.

ku tak mengerti cinta indahnya hanya di awal ku rasa mengapa kau benar dan aku selalu salah

Hanyalah dirimu, mampu membuatku jatuh Dan mencinta. Kau bukan hanya sekedar indah , kau tak akan terganti

Meski waktu datang Dan berakhir sampai kau tiada bertahan, semua takkan mampu mengubahnya, hanyalah kau yg Ada direlungku ..

Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya. Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya ..

Ketika rindu terasa sesak dalam dada, membungkus sakit yang menyayat hati, bagai labirin cinta tanpa jalan keluar.

Kamu tau ga’ rasa sakit yang susah hilang itu apa? rasa sakit yang susah hilang tuh rasa sakit saat kamu bilang kita putus :(

Jangan pernah siasiakan orang yang menyayangimu. Terkadang kita harus meng egoiskan diri kita sendiri, dengarkan hati paling dalam ;)

Sakitnya tusukan 1000 jarum belum bisa ngalahin sakitnya saat kamu ngomong “kita putus ! karna gue udah gak ada rasa sama loe”

Ada ga’ ya obat kebal? Aku akan beli sebannyak-banyaknya buat nahan rasa sakit yang aku rasakan karena lama memendam perasaan ini ke kamu

Kalau sakit ragaku masih ada dokter yang bisa nyembuhin, tapi siapa yang bisa nyembuhin hatiku saat kulihat kau selingkuh denganya.

Bener ya lebih baik sakit gigi, daripada sakit hati, apalagi ketika kamu balikan sama mantanmu dan ninggalin aku.

Jalan-jalan ke Belanda beli topi, pulangnya mampir ke toko roti. Aku sakit ngeliat kamu kayak gini, move on ke lain hati :(

Selemah-lemahnya pacar adalah pacar yang hilang di malam mingguan.

Jika kini kita sudah tak bersama. Aku akan slalu tersenyum akan hadirmu. Tapi hati ini akan terluka kembali jika kau bersama yang lain :(

Jika waktu tak mampu lagi mengajariku melupakanmu, lalu dengan apa lagi Tuhan menguji kesetiaanku.


Kelak, bukan aku yang akan kamu rindukan, tapi hatiku, rumah ternyaman yang pernah dihuni oleh cintamu.

Baru kemaren kita jalan sama-sama, sekarang kamu sudah jalan sama orang lain :(

Aku tidak berharap untuk menjadi yang terpenting dihidupmu. Karena itu merupakan permintaan yang terbesar bagiku. Aku hanya berharap suatu saat nanti, jika kau melihat aku. Kau akan tersenyum dan berkata “Dialah orang yang selalu menyayangiku”.

Seandai’a kita masih pacaran. Mungkin aku adalah wanita paling bahagia di dunia ini.

Pernah ku sekali ingin berlari dan menghapus semua tentangmu dari hidupku. Tapi ku katakan juga untuk kesekian kali, aku berserah dan kuakui !! Aku tak bisa tanpamu. Aku ingin merajut bahagia walau semu adanya. Dan biarkan aku menjadi bahagia dengan caraku sendiri. Ini kelak akan jadi cerita, tertutup rapat. Hanya kamu dan aku CUKUP !!

Senin, 12 Mei 2014

Puisi : Hanya Dalam Puisi (Ajip Rosidi)

http://www.jakarta.go.id/web/system/jakarta2011/public/images/encyclopedia/a6f27a4d50d3fdc4dd51b0829e8cabb0.jpg
Dalam kereta api
Kubaca puisi Willy dan Mayakowsky
Namun kata-katamu kudengar
Mengatasi derak-derik deresi.

Kulempar pandang ke luar:
Sawah-sawah dan gunung-gunung
Lalu sajak-sajak tumbuh
Dari setiap bulir peluh
Para petani yang terbungkuk sejak pagi

Melalui hari-hari keras dan sunyi.
Kutahu kau pun tahu:
Hidup terumbang-ambing antara langit dan bumi
Adam terlempar dari surga
Lalu kian kemari
mencari Hawa.

Tidakkah telah menjadi takdir penyair
Mengetuk pintu demi pintu
Dan tak juga ditemuinya Ragi hati Yang tak mau
Menyerah pada situasi?

Dalam lembah menataplah wajahmu yang sabar.
Dari lembah mengulurlah tanganmu yang gemetar.
Dalam kereta api
Kubaca puisi turihan-turihan hati
Yang dengan jari-jari besi sang Waktu
Menentukan langkah-langkah Takdir:
Menjulur Ke ruang mimpi yang kuatur sia-sia.

Aku tahu.
Kau pun tahu.
Dalam puisi
Semuanya jelas dan pasti.

Puisi : Surat Dari Ibu (Asrul Sani)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKmFNNzjxvhtgvuBS37la4T9v7176weFDldbJRSbs8PKM-aSAUFSxg2qRCVDJDoLXRe_9yD9pwB5VJAYh4hk-uEATt7eIgOW3lQezVdOh9B4FFViKBRIljxFDX6ubhcgr7L14psaBqyKDt/s1600/Asrulsani.jpg
Pergi ke dunia luas, anakku sayang
Pergi ke hidup bebas !
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinar daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas, anakku sayang
Pergi ke alam bebas !
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum kemerah-merahan
Menutup Pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua

Tiang-tiang akan kering sendiri
Dan nahkoda sudah tau pedoman

Boleh engkau datang padaku

Kembali pulang, anakku sayang
Kembali ke balik malam
Jika kapalmu telah rapat bertepi
Kita akan bercerita
Tentang cinta dan hidupmu pagi hari

Kata Kata Luar Biasa Para Orang Terkenal Di Dunia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOumNdkNYk6SSF5GkIvmUI8MnQ-q7LZ7xXNfha8azrr7KcriXg8l6WzMdrpIuDhUnheQds6sC4Emwg6_TKDcjABhyphenhyphenTWIh1XFNeqXC0EU9WscwAk8VLqJxM7RHxbLuI135zxFR6z-oZ23Q/s1600/Kata-Bijak-Terbaru.jpg

Hidup adalah lelucon yang baru saja dimulai. (W.S. Gilbert)

 Orang yang bisa menggunakan dan menyimpan uang adalah orang yang paling bahagia, karena ia memiliki kedua kesenangan. (Samuel Johnson)

Kebijaksanaan tidak pernah berbohong. (Homer)

Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kebanyakan kita sedang tidak ada di rumah. (Joseph Roux)

Kecantikan hanya kulit luar. Namun yang sangat penting adalah adanya keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa. (Jennifer Lopez)

Diam adalah lebih baik daripada mengucapkan kata-kata yang tanpa makna. (Pythagoraz)

Anda tidak akan bisa lari dari tanggung jawab pada hari esok dengan menghindarinya pada hari ini. (Abraham Lincoln)

Rasa kepuasan membuat orang miskin adalah seorang yang kaya, sementara rasa ketidakpuasan membuat orang-orang kaya menjadi seorang yang miskin. (Benjamin Franklin.)

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun. (Soekarno.)

Tempat untuk berbahagia itu di sini. Waktu untuk berbahagia itu kini. Cara untuk berbahagia ialah dengan membuat orang lain berbahagia. (Robert G. Ingersoll)

Suatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga namun juga lebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun. (George Bernard Shaw)

 Pengetahuan ada dua macam : yang telah kita ketahui dengan sendirinya atau yang hanya kita ketahui dimana ia bisa didapatkan. (Samuel Johnson)

Semua penemuan besar selalu berasal dari orang-orang yang perasaannya berlari mendahului pemikirannya. (C.h. Oarkhurst)

Salah satu fungsi diplomasi adalah untuk menutupi kenyataan dalam bentuk moralitas. (Will Dan Ariel Dunant)

Kebanyakan dari kita yakin bisa membuat orang lain bahagia dengan cara yang kita tentukan. (Robert S. Lynd)

Orang yang tidak bisa memaafkan orang lain sama saja dengan orang yang memutuskan jembatan yang harus dilaluinya, karena semua orang perlu di maafkan. (Thomas Fuller)

 Kesalahan tidak akan menjadi kebenaran walau berulang kali diumumkan, sebaliknya, kebenaran tidak akan jadi kesalahan walau tak seorang pun mengetahuinya. (Mahatma Gandhi)

Anda bisa membuat takhta dari bayonet, tapi Anda tidak akan mampu duduk terlalu lama di atasnya. (Boris Yeltsin)

Jika yakin perang akan menghasilkan kemenangan, Anda harus bertempur, meskipun aturan melarangnya. (Sun Tzu)

Aku lebih takut kepada orang yang melatih 1 tendang 1000 kali, daripada seorang yang melatih 1000 tendangan 1 kali. (Bruce Lee)

Kebajikan yang mudah adalah dengan menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan kata-kata lemah-lembut. (Umar bin Khattab)

Berpegangan dengan suatu pendapat itu lebih selamat dari pada berkelebihan dan penyesalan. (Imam Syafi’i)

Sebelum menolong orang lain, saya harus dapat menolong diri sendiri. Sebelum menguatkan orang lain, saya harus bisa menguatkan diri sendiri dahulu. (Petrus Claver)

Lebih baik bertempur dan kalah daripada tidak pernah bertempur sama sekali. (Arthur Hugh Clough)

Hidup adalah lelucon yang baru saja dimulai. (W.S. Gilbert)

 Orang yang bisa menggunakan dan menyimpan uang adalah orang yang paling bahagia, karena ia memiliki kedua kesenangan. (Samuel Johnson)

Kebijaksanaan tidak pernah berbohong. (Homer)

Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kebanyakan kita sedang tidak ada di rumah. (Joseph Roux)

Kecantikan hanya kulit luar. Namun yang sangat penting adalah adanya keseimbangan antara pikiran, tubuh, dan jiwa. (Jennifer Lopez)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah (Thomas Alva Edison)

Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang tak kunjung pernah dimulai (JRR Tolkien) 

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Confusius) 

Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri (Robert Collier) 

Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati, jauh tak terjangkau oleh bukti (Kahlil Gibran) 

Jika anda ingin berenang dilaut, rasakan dulu asinnya garam ( Don Sisco) 

Dalam politik, kejujuran adalah malapetaka ( Don Sisco )

Kamis, 08 Mei 2014

Puisi : Syair Orang Lapar (Taufik Ismail)

http://kabarkampus.com/wp-content/uploads/2012/02/taufik-ismail.jpg
Lapar menyerang desaku
Kentang dipanggang kemarau
Surat orang kampungku
Kuguratkan kertas
Risau

Lapar lautan pidato
Ranah dipanggang kemarau
Ketika berduyun mengemis
Kesinikan hatimu
Ku iris

Lapar di Gunung Kidul
Mayat dipanggang kemarau
Berjajar masuk kubur
Kau ulang jua
Kalau

Legenda Nenek Luhu (Maluku)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgj8c6vJJDg72HeyC7KS_KBmLbwXdw-XH5wx08J5iys-bujXZsF7g12yHlSFRAakbhfFyxMmW8CGYZIL0RfEpA31-tzi_JUokopNGZq6HmQIqpaV7mhghw0UcWEIRrEZa_FUtTA40YqNZE/s1600/suku-badui.jpg
Konon pada jaman penjajahan Belanda dahulu, ada sebuah negeri yang bertempat di pulau Seram, Maluku, yaitu negeri Luhu. Negeri Luhu merupakan negeri yang kaya dengan hasil cengkeh. Negeri yang penduduknya tidak terlalu banyak tersebut dipimpin oleh seorang raja yang bernama raja Gimalaha. Gimalaha memiliki seorang permaisuri yang bernama Puar Bulan dan seorang putri yang bernama Ta Ina Luhu. Ta Ina Luhu berarti anak perempuan dari Luhu atau Putri Negeri Luhu atau Putri Luhu. Ta Ina Luhu adalah anak sulung sang raja yang memiliki perangai baik, penurut, berbudi pekerti luhur, rajin beribadah, mandiri serta sayang pada seluruh keluarganya. Selain Ta Ina Luhu, Raja juga mempunyai dua orang putra yaitu Sabadin Luhu dan Kasim Luhu.

Suatu ketika, kabar tentang kekayaan negeri Luhu di pulau Seram terdengar oleh tentara Belanda yang berkedudukan di Ambon. Mereka pun menyusun rencana jahat dengan niat ingin menguasai negeri Luhu. Dengan persenjataan lengkap, mereka kemudian menyerang negeri Luhu. Raja Gimalaha tentu saja tidak mau tunduk pada pasukan Belanda. Dengan perlengkapan seadanya bersama dengan rakyatnya, berusaha melakukan perlawanan sehingga pertempuran sengit pun tak dapat dihindari. Perang sengit itu dikenal dengan Perang Pongi, dan ada juga yang menyebutnya Perang Huamual.

Dalam pertempuran itu, penjajah Belanda berhasil menguasai negeri Luhu. Raja Luhu dan keluarganya beserta seluruh rakyatnya tewas. Satu-satunya orang yang selamat pada waktu itu ialah putri Raja, Ta Ina Luhu. Namun Ta Ina Luhu tadak dibiarkan begitu saja. Ta Ina Luhu kemudian ditangkap dan dibawa ke Ambon untuk dijadikan Istri Panglima perang Belanda.

Setibanya di benteng Victoria Ambon, Ta Ina Luhu menolak untuk dijadikan istri oleh panglima perang Belanda. Akibatnya Ia pun diperkosa oleh sang penglima. Sang putri cantik itu tidak bisa berbuat apa-apa. Namun Ia juga tak tahan dengan perlakuan sang panglima yang tidak sononoh terhadapnya. Sang putri pun selalu berpikir keras untuk bisa keluar dari kota Ambon.

Atas do’anya kepada Sang Maha Pencipta, pada suatu malam Ta Ina Luhu berhasil mengelabuhi para tentara belanda hingga sang Putri pun dapat melarikan diri dari kota Ambon. Ia berjalan menuju ke subuah negeri yang bernama Soya. Di negeri itu sang Putri disambut dengan sangat baik oleh Raja Soya bahkan Ia pun kemudian dianggap sebagai saudara keluarga istana Soya. Sang Putri kemudian diberi kamar tidur yang indah oleh Raja Soya. Dengan sambutan tersebut, Ta Ina Luhu merasa sangat terharu karena teringat ketika Ia dulu menjadi putri Raja. Tak terasa, air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Wajah kedua orang tua dan adik-adiknya kembali terbayang dihadapannya. Betapa ia sangat merindukan mereka.

“Ayah, Ibu,, adik-adikku Sabadin dan Kasim,, beta sangat merindukan kalian. Beta hanya bisa berdo’a semoga kalian tenang di alam sana!”
Setelah beberapa bulan tinggal di istana Soya, Ta Ina Luhu diketahui hamil. Keadaan demikian membuatnya merasa semakin berat tinggal di istana karena tentu akan semakin merepotkan keluarga Soya. Akhirnya dengan pemikiran yang matang, ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan istana tersebut.
“O, Tuhan,, beta tidak mempunyai keluarga lagi di dunia ini. Tapi kehadiran beta di istana ini hanya akan merepotkan keluarga Soya. Beta harus pergi dari istana ini. Berilah beta petunjuk-Mu, Tuhan.” Pinta Ta Ina Luhu.

Hingga pada suatu malam, suasana di istana sudah sangat sepi, Ta Ina mengendap-endap berjalan menuju ke pintu belakang istana sambil mengawasi keadaan sekelilingnya. Rupanya ta Ina Luhu ingin pergi dari istaana secara diam-diam. Ia sengaja tidak memberitahukan kepergiannya kepada raja Soya karena sudah tentu mereka tidak akan mengijinkannya. Setelah sampai di belakang istana, Ia melihat ada seekor kuda yang ditambatkan dibawah pohon. Kuda itu adalah milik Raja Soya yang biasa dipakai ketika akan menghadap Gubernur Ambon. Dengan hati-hati ta Ina Luhu naik ke atas punggung kuda itu. Sebelum Ia benar-benar meningglkan istana Soya, ia berbisik dalam hati.

“Maafkan beta Baginda,, maafkan beta wahai seluruh keluarga istana. Kalian sungguh baik hati kepada beta. Tapi beta terpaksa harus pergi karena beta tidak ingin merepotkan kalian. Relakanlah Beta pergi dan kalian jangan mencari Beta lagi.”

Setelah itu, ta Ina Luhu yang sedang mengandung itu segera pergi sebelum ada warga istana yang melihatnya. Ia menyusuri hutan belantara yang sepi dan mencekam. Meskipun suasana malam terasa sangat dingin, putri raja Luhu itu terus memacu kuda yang ditungganginya menuju ke puncak gunung. Setibanya disana, sang putri pun berniat berhenti sejenak untuk melepas lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Ia sangat takjub melihat pemandangan teluk Ambon yang sungguh mempesona. Pemandangan itu sejenak dapat mengobati luka-lara sang putri.

“Oh,, negeriku,, keindahanmu sungguh mempesona.” Ucap Ta Ina Luhu dengan kagum.

Usai berucap demikian, sang putri tiba-tiba terjatuh dari kudanya hingga tak sadarkan diri. Rupanaya Ia sudah tidak kuat lagi menahan rasa lelah yang begitu berat setelah menempuh perjalanan jauh. Ia baru sadarkan diri pada keesokan harinya. Dengan sisa tenaga ynag dilmilikinya, sang putri berusaha bangkit dan berdiri disamping kudanya. Sang putri kemudian bernaung dibawah pohon yang rindang sedangkan kudanya dibiarkan merumput disekitarnya. Ketika matahari semakin tinggi, sang putri merasa perutnya semakin perih. Untung saja terlihat didekatnya ada sebatang pohon jambu biji yang lebat buahnya. Ia mendekati pohon tersebut dan mengambil beberapa buah jambu biji yang masak, lalu ia kembali kebawah pohon itu sambil memakannya. Dalam keadaan seperti itu, jambu biji cukup bisa mengganjal perutnya yang lapar.

Sementara itu, di istana Soya, Sang Raja menjadi panik ketika mengetahui Ta Ina Luhu tidak berada dikamarnya. Seluruh keluarga istana telah mencarinya keseluruh penjuru istana, tapi tidak jua menemukannya. Para pengawal yang mencarinya dijalan-jalan kota Soya juga tidak membuahkan hasil. Disaat pencarian dilakukan, seorang pengawal datang menghadap kepada Raja Soya.

“Ampun baginda,, Hamba ingin melaporka sesuatu”. Lapor seorang pengawal istana.
“Hai,, apakah kamu sudah menemukan Putri ta Ina Luhu?? Dimana dia sekarang??” tanya Raja Soya dengan penasaran.
“Ampun Baginda Raja,, hamba hanya ingin melaporkan bahwa kuda Sang baginda yang ditambatkan di halaman belakang istana juga hilang. Jadi hamba pikir putri Ta Ina Luhu pergi dengan menunggangi kuda milik Baginda.” Jelas pengawal itu.

Mendengar kabar itu, Raja Soya semakin panik. Ia sangat mencemmaskan keadaan Putri Ta Ina Luhu yang sedang mengandung itu. Tanpa pikir panjang, Ia segera membunyikan tifa (gendang kecil) sebanyak empat kali untuk memanggil Marinyo (seorang petugas negeri), dan kemudian memukulnya sebanyak enam kali untuk memanggik kepala soa (penasehat Raja). Tak selang berapa lama, kedua pejabat istana yang dipanggil datang menghadap sang raja.

“Ampun Baginda,, ada apa gerangan baginda memanggil kami?” tanya kedua pejabat itu serentak.
“segera kumpulkan semua laki-laki yang berumur enam belas sampai empat puluh tahun setelah itu perintahkan mereka untuk mencari dan membawa pulang Putri Ta Ina Luhu dalam keadaan selamat!”. Titah Raja Soya.
“Titah Baginda kami laksanakan”. Jawab keduanya seraya memberi hormat.

Setelah semua orang berkumpul, mereka dibagi kedalam beberapa kelompok. Kemudian mereka pergi mencari sang putri dengan mengikuti jajak tapak kaki kuda yang ditunggangi oleh sang putri.
Sementara itu, Ta Ina Luhu masih berada di puncak gunung. Ketika harri menjelang siang, tiba-tiba ia mendengar suara orang-orang yang memanggilanya dari jauh. Ia pun sadar, pastilah orang-orang itu adalah para pengawal Raja Soya yang datang mencarinya. Oleh sebab itu, ia segera meningglakan tempat itu. Tak begitu lama setelah kepergiannya, sebagian rombongan pengawal Raja Soya pun tiba ditempat itu. Tapi mereka tidak menemukan sang putri kecuali kulit jambu biji bekas sisa-sisa makanan sang putri. Konon, rombongan itu kemudian menamakan tempat itu “Gunung Nona”.

Ta Ina Luhu terus memacu kudanya menuruni lereng gunung menuju pantai Amahusu. Karena begitu kencangnya, topi yang dikenakannya diterbangkan angin. Menurut cerita, ketika sang putri hendak berhenti untuk mengambilnya, topi itu tiba-tiba menjelma menjadi sebuah batu. Batu itu kemudian diberi nama “Batu Capeu”.

Ta Ina Luhu terus menelusuri pantai Amahusu hingga sampai ke Ambon. Tubuh sang putri tampak begitu lemas karena menahaa lapar dan haus. Demikian pula dengan kuda tungganganya. Setelah beberapa jauh berjalan mencari air minum, akhirnya ia menemukan sebuah mata air. Ta Ina Luhu kemudian meminum air dari mata air tersebut dengan sepuasnya. Konon mata tersebut diberi nama “Air Putri”
Setela sejenak beristirahat ditempat itu, Ta Ina Luhu berniat kembali ke puncak Gunung Nona dengan melalui jalan yang berbeda agar tidak bertemu dengan para pengawal Raja Soya. Namun ketika hendak beranjak dari tempat itu, ia kembali mendengar suara orang-orang yang memanggilnya.

“Putri,,, Putri,,, Putri Ta Ina Luhu... kembalilah...! Sang Raja sedang menunggumu”
Ta Ina Luhu pun segera naik keatas kudanya dan hendak melarikan diri. Namun begitu ia akan memacu kudanya, tiba-tiba rombongan Raja Soya datang menghadangnya. Dalam keadaan tedesak, Ta Ina Luhu kemudian turun dari kudanya seraya berlutut memohon kepada Tuhan agar rombongan itu tidak membawanya pulang ke istana.

“Oh Tuhan..! Tolong beta ini.. Beta tidak mau kembali ke istana Soya. Beta tidak mau merepotkan orang lain. Biarkanlah beta hidup sendirian”. Pinta Ta Ina Luhu.
Ketika salah seorang pengawal hendak menarik tangannya, tiba-tiba Ta Ina Luhu menghilang secara gaib. Rombongan pengawal tersebut tersentak kaget. Mereka hanya terperangah melhat peristiwa ajaib itu.
Sejak peristiwa itu, penduduk Ambon sering diganggu oleh sesosok mahluk halus. Jika hujan turun bersama cuaca panas (istilah orang Ambon “Ujang Panas”), seringkali ada warga, terutama anak-anak yang hilang. Menurut kepercayaan setempat, mahluk halus yang suka mengambil anak-anak tersebut adalah penjelmaan dari Ta Ina Luhu. Sejak itu pula, Ta Ina Luhu dipanggil dengan sebutan Nenek Luhu. Hanya saja hingga saat ini tak seorangpun yang tau mengapa Nenek Luhu suka mengganggu penduduk Ambon, terutama anak-anak.

Puisi : Sebuah Jaket Berlumur Darah (Taufik Ismail)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2LS5-uvY6u47MnmLol76liGioNnscz6rnaYzPyKQ5Efly9zVzoPpxrCe3dgCWrB2jPhfrfCFo4U3fC_7cqfYKDG0T6KCw5CQOEAXVuBLVgQ9si_IUyhqSy2c7Mw5q7Y7TW8V1qza_gy8/s1600/Taufiq+Ismail.jpg Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.

Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang

Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Spanduk kumal itu, ya spanduk itu
Kami semua telah menatapmu
Dan di atas bangunan-bangunan
Menunduk bendera setengah tiang.

Pesan itu telah sampai kemana-mana
Melalui kendaraan yang melintas
Abang-abang beca, kuli-kuli pelabuhan
Teriakan-teriakan di atas bis kota, pawai-pawai perkasa
Prosesi jenazah ke pemakaman

Mereka berkata
Semuanya berkata
Lanjutkan Perjuangan.

Minggu, 04 Mei 2014

Walaupun Kau Sudah Tak Perawan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieIbUG5QaHWMSxY_s2zibv8taORewlb37QXPhO65lLAeEfDsdzNzuLanT5AP4l3eaCmDWKCkqOvFygsk9FhYic5UE5Adx1xD1AeAx_ACuXmSi-08mvdj3kEoVs9X8QV6US6NSj-0LZPSXh/s1600/peluk.jpg
Sudah lama sekali aku mengagumi Ayu, seorang gadis desa yang sangat cantik menawan, lenggak lenggok tubuhnya membuat mata tak mampu untuk berkedip. Ku pandangi dia saat sedang bersantai  menikmati angin desa di depan rumahnya. Ku hampiri dia walau diri ini memang gugup untuk mendekati dirinya.

“Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsallam, eh mas jaka., ayo masuk ke dalam mas.”
“Terima kasih, disini aja, sejuk udaranya.”
“Ada apa, mas?”
“Gak ada apa apa, Yu, Cuma pingin ngobrol saja.”, “Gimana kabarnya,?”
“Alhamdulillah baik, mas”

Kunikmati sore hari dengan mengobrol dengan ayu, di akhir perbincangan aku selalu menanyakan tentang cintanya padaku, tapi dia selalu tak menjawab, matanya berkaca kaca seperti ingin menangis. Akhirnya ku selalu urungkan niatku untuk itu.

Ku bertanya tentang diriku sendiri, aku selalu mengkoreksi diri, apa ada yang salah dengan diriku, aku memang benar tulus mencintainya, tapi dia selalu ingin tak menerimaku. Ku ingin mencari waktu yang pas untuk menyatakan cintaku sekali lagi padanya.

Pagi hari itu, ku sedang bekerja di sebuah pabrik kain, dekat di rumahku. Aku biasanya pulang waktu sore hari, ku lewati rumah ayu berharap dia sedang santai di depan rumahnya lagi. Tapi harapanku tak selalu jadi kenyataan. Dengan sedikit kecewa, ku pulang dan memikirkan kapan dia akan menerima cintaku.

Di sela tidurku, aku akhirnya berpikir dan sadar, mungkin dia malu denganku, karena dia tak pantas untuk dijadikan seorang kekasih. Dia sadar akan kejadian bulan lalu yang menimpanya, dia di perkosa oleh lelaki jahanam bernama Prapto, Prapto adalah kekasihnya dahulu, dibalik cintanya kepada ayu ia menaruh nafsu, dan berniat memperkosa dia, tapi ayu tak menyadarinya. Saat itu dirumah ayu tidak ada siapa siapa, itulah kesempatan prapto untuk menjalankan niatnya. Atas semua kejadian itu, mereka ketahuan oleh warga dan dituduh warga karena mereka telah melakukan perzinahan, aku berusaha meyakinkan warga dan berpura pura hampir melihat kejadian itu, bahwa ayu telah diperkosa, akhirnya warga mempercayai omonganku, dan hanya mengusir prapto dari kampungnya, sejak kejadian itu ayu sering melamun, tapi akhir akhir ini dia sedikit ceria seperti biasanya.

Hari minggu ini, aku mencoba sekali lagi untuk menyatakan cintanku. Ku hampiri rumahnya. Untung dia ada di rumah sedang menyapu halaman, seperti biasa dia sangat cantik sekali.
“Ayu, aku kali ini ingin ngomong serius sama kamu,”
“Ada apa mas,”
“Boleh kita ngomong di dalam saja“
“mari mas”

Ku ikuti dia ke dalam rumahnya, dengan perasaan gugup dan takut ia menolaknya lagi.tapi aku memberanikan diri, ini demi masa depan ayu dan diriku.
“Ayu, mas ingin kamu jujur pada aku, apa kamu mencintaku.”
“Aku tidak bisa menjawab mas,”
“Tapi, ayu. Aku serius padamu, aku akan menerimu apa adanya, aku ingin membahagiakan kamu.”
“Tapi, aku tak pantas untukmu mas, kamu lelaki baik baik, sedangkan aku hanya perempuan yang tidak bisa menjaga martabat seorang perempuan.”
“Ayu, aku tidak peduli tentang kejadian lalu, tapi mari kita menatap masa depan bersama, aku ingin menjalani masa hidupku padamu.”

Aku meyakinkan padanya sekuat tenaga agar dia mempecayaiku, akan keseriusanku padanya. Ku coba dia untuk menerima cintaku, walaupun dia selalu menolaku, sesekali air matanya berlinang, suaranya menjadi lirih.

“Apa mas, benar ingin menjadi suamiku.”
“Iya, Ayu, aku ikhlas ridho lillahi ta’ala”
“Walaupun aku sudah. . .”
“Sudahlah ayu, itu semua tidak penting, lebih penting masa depanmu. Aku berjanji akan menjagamu dan mencintaimu selamanya.”
“Terim kasih mas,”

Akhirnya dia menerimaku, ku peluk dia. Pelukannya erat sekali, seakan ia terharu, air matanya berlinang tak terbendung seakan ia berterima kasih sekali padaku. Ku berjanji pada diriku sendiri, bahwa aku akan mengembalikan kembali martabat dirimu sebagai perempuan.

Jumat, 02 Mei 2014

Kata Bijak dan Untuk Memotivasi Diri

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsVl5JNnnWIF60hBfV-OGVgkbVuGgB4KtIZouakAdCw2IFl9rWnlTMkQHrn2EKVyi0skVkrPLRdOjwgJYD-XMA7PUrV4vzkrI5tSQHmTZ97E6wWDAgMhWt5GFKRMkJkAv3ZYs145hrlA/s1600/url.jpg

Bila kamu membenci seseorang, bencilah sifatnya bukan orangnya.

Kesederhanaan itu indah.

Jangan berharap yang sudah lalu, tapi berharaplah yang sedang kau impikan hari ini.

Bayangkanlah dirimu seakan tokoh utama dari sandiwara dunia ini, maka engkau akan menjadi orang yang kuat.

Jangan berputus asa bila kau tidak mendapatkan cinta kali ini, mungkin masa depan nanti kamu akan mendapatkan yang lebih bernilai.

Yang kamu lihat dan kamu impikan belum tentu baik bagimu, tetapi yang kamu bikir buruk bagimu mungkin akan baik bagimu.

Cinta sebenarnya tidak buta. Cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang buta adalah bila cinta itu menguasai dirimu tanpa suatu pertimbangan.

Saat bertemu, aku tak peduli. Saat kau pergi, aku selalu menanti kamu. Apakah ini namanya cinta?

Teman yang paling baik ialah seseorang yang kita boleh duduk bersama di dalam buaian dan berbuai bersama tanpa berkata apa-apa pun dan kemudian berjalan pulang dengan perasaan bahwa itulah perbualan yang paling hebat yang pernah kita rasai.

Kau datang di saat ke egoisan akan cinta tengah mendera. Membawa cahaya dan kedamaian, membuatku tidak mudah menyerah untuk merengkuh kisah cinta bersamamu.


Jalanan ke tembok china ku lalui, hamparan samudra pasifik ku arungi, tapi kenapa cinta kita tak kunjung bersemi ?

Kau takkan tahu sbrp tulus ssorg mencintaimu sampai kau melihat sbrp tulus ia mencintaimu dlm kondisi terburukmu

Menanti cinta darimu, sama kayak ngukur jalanan. Seakan tak berujung, namun kau tak kunjung mengerti dan membalasnya.

Ketika kamu membenci seseorang, kamu sedang membuat hidupmu semakin rumit.

Tidak usah kamu memebri aku harapan sebesar itu, jika kamu sendiri yg menghancurkan itu dengan sikap mu yang dingin ke aku

Jangan pernah menyerah! Jika Tuhan belum menjawab doamu, itu karena Tuhan punya rencana yg lebih baik tuk hidupmu.

Jangan kamu isi hati dan pikiranmu dengan menggerutu.

Syukurilah kesulitan. Karena terkadang kesulitan mengantara kita pada hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan.

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil , kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.

Ingatlah, ketika kamu memutuskan berhenti untuk mencoba, saat itu juga kamu memutuskan untuk gagal.
Hidup bukan tentang mendapatkan apa yang kamu inginkan, tetapi tentang menghargai apa yang kamu miliki, dan sabar menanti yang akan menghampiri.
Seorang teman yang bijak tak akan mengecilkan impian temannya yg lain. Tapi sebaliknya, dia akan membantu mewujudkan semua impian temannya itu.
Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

Kamis, 01 Mei 2014

Puisi : Paha

Paha paha sekarang dimana mana
Paha paha sekarang dimana mana ada
Paha paha sekarang ada dimana mana

Paha paha ini bukan sembarang paha
Paha ini gratis untuk semua
Paha ini bisa dinikmatin oleh semua
Paha paha ini bukan sembarang paha

Paha paha ini gampang dijumpai
Paha paha ini ada di televisi
Paha paha ini juga ada di kanan kiri

Tapi kau tak boleh melihatnya
Tapi kau tak boleh memandangnya
Tapi kau tak boleh merabanya
Bila kau tak ingin berdosa
Bila kau tak ingin masuk neraka