Tampilkan postingan dengan label PEDIH (Puisi Sedih). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PEDIH (Puisi Sedih). Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Mei 2014

Puisi : Surat Dari Ibu (Asrul Sani)

Pergi ke dunia luas, anakku sayang Pergi ke hidup bebas ! Selama angin masih angin buritan Dan matahari pagi menyinar daun-daunan Dalam rimba dan padang hijau Pergi ke laut lepas, anakku sayang Pergi ke alam bebas ! Selama hari belum petang Dan warna senja belum kemerah-merahan Menutup Pintu waktu lampau Jika bayang telah pudar Dan elang laut pulang ke sarang Angin bertiup ke benua Tiang-tiang akan kering sendiri Dan nahkoda sudah tau pedoman Boleh...

Sabtu, 15 Maret 2014

Puisi : Tak Ingatkah Dirimu ?

Kapan Diriku akan bertemu lagi?Kmu biarkan tanpa selamat tinggal , tidak satu pun kata yang kau lontarkan.Tidak ada ciuman terakhir untuk menutup setiap jahitan .Aku tidak tahu kapan kamu masuk kedalam hatikuAku tahu aku memiliki hati yang berubah-ubah dan kepahitan ,Kamu berkeliaran mataku , dan terasa berat di kepalaku .Tapi kau tidak ingat ?Apa kau tidak ingat ?Alasan kau mencintaiku sebelumnyaSayang, ku ingin kau mengingatku sekali lagi...

Senin, 10 Maret 2014

Puisi : Kesendirian

Di kesepian malam aku sendiri Pikiran menerawang menjelajah angkasa Ingin rasanya kubuka semua tabir gelap Sehingga ku bisa ku nikmati indahnya rembulan Beserta Gemerlapnya bintang Semilir angin berhembus perlahan-lahan Seolah tak ingin mengusikku dari lamunan Bulan tersenyum memandangku yang sedang lara Seakan tiada kesan untuk selalu menghibur Semua gundah dan keresahan hat...

Puisi : Untuk Ibu

Ku mohon hentikan air matamu ibu.. Bila ternyata harus putus sekolah ku.. Dan ku pilih gaya hidup yg tiada pernah indah d matamu.. Tak mampu ku mengampuni diriku ibu.. Bila ku cerna harumnya hati do'amu.. Yang kau panjatkan hanyalah do'a untukku.. Saat ku bawa diriku,,semakin dalam ku terjatuh.. Bila ku tak sanggup bangkit dari kegagalan yang tak seharusnya ku sesali semua itu.. Karena kenyataannya hidup yang ku jalani tak seindah saat ku dengar...

Minggu, 23 Februari 2014

Puisi : Kemarau

Terasa membakar entalpi ragaku Menguap habis energi dalamku Hingga tak mampu ku bertumpu Apa yang salah dengan sistem bumi ini Hingga hujan tak kunjung menghampiri Tuk sirami lingkungan yang panas dan mati Akibat banyaknya tuangan kalori Dari banyak nista yang terj...

Kamis, 20 Februari 2014

Puisi : Masa Tuamu

Kau hanya bisa terbaring di tempat tidurmu. Ingatanmu lambat laun sudah pudar oleh waktu Kau Hanya bisa hadapi penyakit tuamu itu Walaupun kau tau kau tak mampu Dalam hidupmu kau hiasi dengan doa Dalam jiwamu kau isi dengan dengan dzikir Dalam hatimu kau ucapkan istighfar Dalam ragamu kau selalu sebut namaNya Walaupun tubuhmu sudah Renta Kau selalu berusaha tuk menyembah padaNya Kau lawan tubuhmu agar bisa bersujud padaNya Kau hanya bisa duduk...

Rabu, 19 Februari 2014

Puisi : Mengharapkanmu Lagi

Jujur Aku inginkan Kau kembali.. ku tk tahu ini puisi atau sekedar curahan hatiku.. terlalu banyak bait demi bait yg ku tuliskan untukmu.. maafkan jika perasaan ini masih mengganggumu.. namun ku tk bisa pungkiri semua, kau begitu berarti d dlm hidupku.. hingga luka yang kau tinggalkan di hatiku tk lagi ku rasakan perihnya.. semua seakan hilang jika sekejap saja ku memandang cerah wajahmu.. perasaan ini tk sanggup ku hapus.. mimpi jalani hari...

Puisi : Engkaulah Surgaku

Hari ini aku bertanya Untuk diriku sendiri Sederhana, tapi tak sesederhana itu Untuk menjawabnya Butuh waktu Perjuangan Kesungguhan Entah...apa lagi Tanya yang harus ku jawab Dengan, benar..pasti Hingga ku yakin Itu...pasti benar Tuhan..Engkau bilang Surga ditelapak kaki ibu Makna yang terbalut bahasa Yang sulit ku terjemahkan Biarkan ku coba mencari Mulai hari ini..dan seterusnya. Hingga kuberhenti Kudapati semua jawab Ibu... Ijinkan aku...

Puisi : Penyesalan Atas Dosa

  Ku sentuh sebuah api neraka Membakar sukma yang suci Hingga ku terluka dalam hati yang penuh dosa Ku ingin kembali ke kesujakan dunia Damai penuh warna abadi Yang membuat kita terperangkap Dan bertahan atas warna abadi itu Kini penyesalan yang jatuh Akan meleburkan kesalahan yang Telah membatu di lalap api Air mata ini begitu di nanti oleh-Nya Malaikat malaikat pun akan menyambutnya Dan akan di kabarkan pada penghuni langit Ku bersimpuh...