Sabtu, 22 Februari 2014

Legenda : Danau Toba (Sumatera Utara)



Pada zaman dahulu kala hidup seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan sawah dan ladang untuk keperluan hidupnya.

Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ikan ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, ia selalu saja pulang membawa ikan, karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.

Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama dia memancing, tak seekor ikan pun didapatnya. Kejadian yang begitu belum pernah dia alami. Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada juga kan yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing.

Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang langsung menarik pancing itu jauh ke tengah sungai. Hatinya yang tadi sudah kesal berubah menjadi gembira, karena dia tahu bahwa ikan yang menyambar pancingnya itu adalah ikan yang besar. Setelah beberapa lama ia biarkan pancingnya ditarik ikan itu kesana kemari, barulah pancing itu ditariknya perlahan-lahan. Ketika pancing itu disentakkannya tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar-gelepar di ujung tali pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat supaya tidak lepas. Sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas dari mulut ikan itu. Pada saat dia sedang melepaskan mata pancing itu, ikan tersebut memandangnya dengan penuh arti.

Kemudian, setelah ikan itu diletakkannya ke satu tempat dia pun masuk ke dalam sungai untuk mandi. Perasaannya gembira sekali karena belum pernah dia mendapat ikan sebesar itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau sudah dipanggang. Ketikan dia meninggalkan sungai untuk pulang ke rumahnya hari sudah mulai senja. Setibanya di rumah, lelaki itu langsung membawa ikan besar hasil pancingannya itu ke dapur. Ketika dia hendak menyalakan api untuk memanggang ikan itu, ternyata kayu bakar di dapurnya sudah habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya. Kemudian, sambil membawa beberapa potong kayu bakar dia naik kembali ke atas rumah dan langsung menuju dapur.

Pada saat lelaki itu tiba di dapur, dia terkejut sekali karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi. Tetapi di tempat ikan itu tadi diletakkan tempat terhampar bebeapa keping uang emas. Karena terkejut dan heran mengalami keadaan yang aneh itu, dia meninggalkan dapur dan masuk ke kamar.

Ketika lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap karena di dalam kamar itu berdiri seorang perempuan dengan rambut yang panjang terurai. Perempuan itu sedang menyisir rambutnya sambil berdiri menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar. Sesaat kemudian, perempuan itu tiba-tiba membalikkan badannya dan memandang lelaki itu yang tegak kebingungan di mulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri di hadapannya luar biasa cantiknya. Dia belum pernah melihat perempuan secantik itu meskipun dahulu dia sudah jaun mengembara ke berbagai negeri.
Karena hari sudah malam, perempuan itu minta agar lampu dinyalakan. Setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu menemaninya ke dapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi masak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing di sungai. Kemudian dijelaskannya pula bahwa beberapa keping uang emas yang terletak di dapur itu adalah penjelmaan sisiknya.
Setelah beberapa minggu perempuan cantik itu tinggal serumah bersamanya, pada suatu hari lelaki itu melamar perempuan tersebut untuk jadi istrinya. Perempuan tersebut menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal usul istrinya yang menjelma jadi ikan. Setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.

Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama samosir. Anak itu sangat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas.

Seelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksalah ibunya yang mengantarkan nasi ke ladang.

Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang utnuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesal pergilah dia mengantarkan nsi itu. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan. Setibanya di ladang, sisa nasi yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si ayah sudah sangat lapar karena nasinya sudah sangat terlambat sekali diantarkan. Oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa. Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasi itu. Kesabaran si ayah menjadi hilang dan dia pukuli anaknya sambil mengatakan “Anak yang tak bisa diajar. Tidak tahu diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”

Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada ibunya dia adukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua kata-kata cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya diceritakan pula. Mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak segera melakukan perintah ibunya itu. Dia berlari-lari menuju ke bukit tersebut dan mendakinya.
Ketika tampak oleh si ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak bukit, dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dirumah mereka itu. Ketika di tiba ditepi sungai itu kilat menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Sesaat kemudian dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itupun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat. Beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap ke mana-mana dan tenggelamlah lembah tempat sungai itu mengalir. Pak Toba tidak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air. Lama-kelaman, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang kemudian hari dinamakan orang danau Toba. Sedang pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama Pulau Samosir.

Jumat, 21 Februari 2014

Puisi : Suara Bising

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhT7Icb1lBf8AOSc3wigRlP31NWUp5aeY3RZw2VJw5BCnMk-zCKhytIRZ0kJWNZOhNWqgoVTzXE47gDziUUtYOnHSgR9brwoPybd-skJUvSJrC-ut5TD956mRJ3zPecrzck-L4h6r6v5EA/s1600/cara-menghadapi-suasana-kantor-yang-berisik.jpg
Ku memandang layar cerah di depanku
Ku mencari inspirasi yang bisa menenangkanku
Ku gerakan tanganku
Dalam sebuah benda kecil yang terpaku

Ahh., pudar sudah pikiranku
Oleh suatu kebisingan di telingaku
Suara yang keluar dari motor motor itu
Tak perduli dengan telinga orang di sekitarku

Suara kebisingan itu melintas di pikiranku
Terngiang-ngiang di telingaku
Mengagetkan detak jantungku
Membuat keluar semua amarahku

Muak sudah perasaanku
Ingin ku  lempar sebuah palu
Tapi percuma saja perbuatanku
Ku anggap saja angin berlalu

oleh : Algifari

Kamis, 20 Februari 2014

Puisi : Malam Tiba (IBU SUD)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTUfybBSWxDbHrJ7HzgLS8Y3wXZWGdlEnfTUrz47YXxTghzNEqDCcuY0omciliq-DL3UHgwqDDPqLdhvmb7WXri5ogVaWxKtqsJtXfzrCLo21uWOK_iwiao4E8RAij1ooWcvL038T9Pc4/s320/Ibu+Sud.jpeg
Hari sudah senja
Alam mulai sunyi

Burung-burung semua
Telah berhenti bernyanyi

Anak gembala kerbau
Menghalau ternaknya

Pulang menuju dangau
Jauh di tepi lembah

Kata Kata Galau, Sedih, Campur Aduk

http://3.bp.blogspot.com/-_6ACdsOmVSM/T9c-GIAcE6I/AAAAAAAADR0/osnAT77PmZI/s400/Gambar+kata+kata+galau+cinta.jpg

Aku memang kurang segalanya, tapi setidaknya kasih sayang ini cukup untuk membuatmu bahagia walaupun tak sepenuhnya.
Cinta sejati adalah ketika dia yang kamu cinta tak lagi mempedulikanmu, tapi kamu masih menunggunya dengan setia.
Aku sangat tahu, sebenarnya kamu mengetahui segalanya, termasuk perasaanku. Tapi kau memilih tak peduli dan mengabaikannya.
Bila terlalu rindu dan tak temukan cara untuk mengungkapkanya, aku memilih untuk membaca pesan singkatmu yang masih kusimpan.
Hal yang paling menyedihkan dalam hidup adalah mencintai seseorang yang digunakan untuk mencintai Anda.
Saya berharap Anda bisa melihat saya dan melihat orang Anda pernah mencintai bukan orang yang Anda telah tumbuh untuk membenci.
Kekasih yang baik adalah seseorang yang bersedia meminjamkan bahunya untuk kekasihnya di saat menangis.
Cinta itu adalah ketulusan karena didalamnya tidak ada unsur paksaan ataupun hinaan.
Aku mencoba ikhlas dari suatu kehilangan dan tersenyum dari suatu kesakitan.
Hanya orang bodoh yang berani menggalkan seseorang yang mencintai apa adanya.
Putus cinta bukan berarti putus asa dan harapan, tapi putus cinta menjadikan kita lebih dewasa dan kuat.
Cinta itu aneh, dia datang ketika kita tidak membutuhkannya, tapi pergi disaat kita membutuhkannya.
Kau telah menjadi miliknya , tak sepantasnya ku rebut kau darinya , biarlah ini menjadi kisah cintaku.
Kamu membuat aku bertanya kau buat aku mencari tentang rasa ini aku tak mengerti.
Perih hati jalani sedih yang tak pernah terhenti letih terus kau sakiti perasaan ini yang selalu kamu bohongi.
Tak ada kata menyerah untuk mendapatkan kamu…walaupun menunggu itu sangat-sangat menyiksaku.
Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang sakit. Tapi, lebih sakit lagi kalau harus pura-pura cinta.
Anggap saja aku cuma ‘boneka’ yang hanya kamu permainkan sesuka hatimu.
 sampai jumpa sayang
aku kan selalu merindukanmu
sampai bertemu di lain waktu


Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka,
sebab apa yang paling kalian kasihi darinya
mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan
seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.

Senandung hati ku tak pernah mengatakan ‘sayang’ untukmu. Itu karena aku begitu sulit untuk memahami dirimu. Bila kau tau disini aku selalu mengharap kau mengerti aku

Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan – seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran *Kahlil Gibran*

Seseorang tidak melakukan hal yang benar di satu bagian kehidupannya sementara dia sibuk melakukan hal yang salah di bagian lain mana pun dari kehidupannya. Hidup adalah sebuah kesatuan yang tak terbagi-bagi *Mahatma Gandhi*

"Senandung hati ku tak pernah mengatakan ‘sayang’ untukmu. Itu karena aku begitu sulit untuk memahami dirimu. Bila kau tau disini aku selalu mengharap kau mengerti aku"

Tidak ada yang percuma..
Tidak ada yang sia2..
Meski semua telah berlalu..
Kenangan indah itu tetap membiru dihatiku..
Aku tetap merindumu..
Kamu tetap dalam hatiku..

Puisi : Perasaan Seni (J.E. Tatengkeng)

http://www.jakarta.go.id/web/system/jakarta2011/public/images/encyclopedia/611efef28c594edf3940ea051b59a328.jpg

Bagaikan banjir gulung-menggulung
Bagaikan topan seruh-meneruh

Demikian rasa, datang semasa,
Mengalir, menimbu, mendesak, mengepung
Memenuhi sukma, menawan tubuh.

Serasa Manis sejuknya embun,
Selagu merdu dersinya angin,
Demikian Rasa, datang semasa,

Membisik, mengajak, aku berpantun,
Mengatung jiwa ke tempat dingin.
Jika kau datang sekuat raksasa,
Atau kau menjelma secantik juwita,

Kusedia hati akan berbakti
Dalam tubuh kau berkuasa
Dalam dada kau bertahta

Puisi : Masa Tuamu

http://ppcdn.500px.org/12653435/e711aa25e5b8c315534962c80c73f9ce4294c898/5.jpg
Kau hanya bisa terbaring di tempat tidurmu.
Ingatanmu lambat laun sudah pudar oleh waktu
Kau Hanya bisa hadapi penyakit tuamu itu
Walaupun kau tau kau tak mampu

Dalam hidupmu kau hiasi dengan doa
Dalam jiwamu kau isi dengan dengan dzikir
Dalam hatimu kau ucapkan istighfar
Dalam ragamu kau selalu sebut namaNya

Walaupun tubuhmu sudah Renta
Kau selalu berusaha tuk menyembah padaNya
Kau lawan tubuhmu agar bisa bersujud padaNya
Kau hanya bisa duduk tuk menjalakan perintahNya

Keriput kulitmu, tetap kau basuh dengan Wudhu.
Hari harimu kau lewati dengan Tawadhu
Walaupun tak tau kapan ajal menjemputmu
Kasih pada anakmu takkan pernah lekang oleh Waktu.

oh,.. Nenekku ku kan selalu mendoakanmu

Oleh : Algifari