Jumat, 28 Februari 2014

Kata Kata Bijak Islam Penuntun Hati



http://www.loyarburok.com/wp-content/uploads/2011/04/473728553_9f969e6775_z.jpg 
Barang siapa yang masuk ke dalam kubur tanpa bekal yang dibawanya, maka ia seperti berlayar di lautan tanpa perahu 

Sesungguhnya orang yang sempurna akal adalah yang selalu memperbaiki dirinya, serta selalu siap, beramal, berbekal tuk menghadapi hari kemudian setelah mati. 

Janganlah sampai kita terlena dengan jebakan duniawi, sebab sesungguhnya kita hidup di dunia ini tak lain untuk mencari bekal tuk di kehidupan yang sebenarnya nanti 

Allah adalah tujuan, untuk-Nyalah kita hidup serta karena-Nyalah kita hidup, maka lakukan hal yang terbaik dalam hidup kita untuk dapat menuju kepada sang Khaliq 

Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya pada perbuatan jahat serta kesucian hati nuraninya sesuai dengan kepekaannya pada kehormatan dirinya. 

Amal yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah yang terus menerus meskipun hanya sedikit. 

Andaikan seseorang mau memikirkan kebesaran Allah SWT, maka dia takkan sampai hati untuk melakukan perbuatan dosa 

Mengarungi samudera kehidupan ini, kita ibaratkan para pengembara, hidup ini merupakan perjuangan yang akan jadi saksi pengorbanan 

Kita yang mulanya suci saat dilahirkan, maka kembalipun kita harus dalam kondisi suci untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. 

Berbahagialah orang yang perkataannya dzikir, dan diamnya berfikir serta pandangannya perhatian.

Bila ingin mendapat sesuatu, belajarlah dengan memberi, bila ingin kebahagiaan, berikanlah kebahagian itu kepada orang lain. 

Hari ini anda mampu menggunakan pakaian yang cantik serta mahal harganya, tapi suatu hari nanti anda hanya akan mampu menggunakan sehelai kain putih saja. 

Hari ini anda makan serta minum dengan sesuka hati di dunia, tapi suatu hari nanti anda akan dimakan oleh ular, ulat dan binatang lainnya dalam kubur sesudah meninggal dunia.

Jangan pernah mengatakan -aku mencintaimu selamanya- sebelum engkau berdo'a dan berharap restu dari Tuhan akan cintamu dan cintanya"

Sebesar-besar kebohongan adalah yang mengatakan cinta karena Tuhan tetapi cintanya tidak ber-Tuhan

Cinta itu hampa rasa bila cinta dilahirkan dari hati yang dipenuhi dengan duri-duri prasangka, dan prasangka akan mengakibatkan cinta itu tersiksa

Jika cinta kepada Tuhan melebihi cinta dari yang lainnya itu adalah tanda kesempurnaan cinta, namun apabila cinta kepada Tuhan lebih rendah daripada cinta kepada yang lain, itu tanda kecacatan cinta

Cinta itu buta bila cinta itu terlahir dari hati yang keruh penuh benci, cinta itu tuli bila dilahirkan dari hati yang tak mau menerima bisikan-bisikan cinta dari Ilahi

Salah satu cara untuk mengetahui cinta palsu adalah dengan melihat perbuatannya apakah sama dengan yang diucapkannya

Kamis, 27 Februari 2014

Puisi : Karma


http://www.islampos.com/wp-content/uploads/2013/08/merenung.jpg
Andai ku tau
Kau memang yang terbaik untukku
Andai ku tau dari dulu
Kan kutanamkan rasa cintaku padamu

Tapi apa daya
Memang begini adanya
Ku harus menanggung karma
Yang selama ini akan melanda

Dia yang ku cinta
Tak sesuai lagi apa yang rasa
Dia telah berbeda
Sejak saat pertama berjumpa

Tapi kau masih seperti dulu
Dengan indah tingkah lakumu
Kini ku hanya menyesali penyesalanku
Kenapa tak ku taruh hatiku padamu

Legenda : Sawerigading (Sulawesi Selatan)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgEjAqGD3Q1sAyW0i-C3LgihCG7MfYOFA7yuKtOE8UULoAQkZjvBqBSpPnQ2jkXEAx3Bfd0kEeGLWvg04ufkfONeXfhQv1uMBwiuXjYL9D9IZ3Mh6hho6r-ip8zq_7k8PW26p52F76u97N/s400/Sawerigading+opunna+wareq+to+salolipu+maddeppa+Ri+aulo+Gadingge.jpg

Syahdan, disebuah hulu sungai Saqdan – Sulawesi Selatan – hiduplah seorang anak manusia yang bernama Sawerigading. Dikisahkan, bahwa ayah Sawerigading memiliki dua orang istri, yang pertama dari bangsa manusia dan istri kedua dari bangsa jin.

Dari istri yang pertama lahirlah sepasang anak kembar. Satunya berjenis kelamin laki-laki yang kelak bernama Sawerigading. Dan satunya lagi berjenis kelamin perempuan. Sejak kecil sepasang anak kembar ini dipisahkan oleh orang tuanya tanpa alasan yang jelas.

Ringkas cerita Sawerigading kecil telah tumbuh menjadi dewasa. Keinginan untuk memiliki pendamping hidup mulai bersemi dalam jiwanya. Sampai suatu saat ia bertemu dengan saudara kembarnya. Rasa cinta, dan keinginan untuk saling memiliki tumbuh begitu saja saat pertama kali Sawerigading menatap paras cantik saudara kembarnya. Karena sekian lama dipisahkan, mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka berdua adalah saudara kandung.

Ayahnya yang mengetahui bahwa Sawerigading telah jatuh cinta kepada saudara kandungnya sendiri tentu saja tinggal diam. Ia segera memerintahkan Sawerigading untuk menghadap kepadanya. “Ketahuilah anakku, bahwa mengharapkan pandamping hidup untuk saling menentramkan hati bukanlah hal yang keliru. Tapi merupakan satu pantangan terbesar dalam adat istiadat kita, jika menjadikan saudara kandung sendiri sebagai istri. Supaya kamu bisa mendapatkan pendamping hidup yang tidak menyalahi adat istiadat kita, besok pagi-pagi benar, berangkatlah kamu ke hulu sungai untuk menebang kayu Balandae. Dengan kayu itu buatlah kapal untuk membawa kamu berlayar ke negeri cina untuk meminang sepupumu yang bernama Cudai.

Esok paginya, saat matahari baru saja nampak di ufuk, berangkatlah ia menuju hulu sungai untuk menebang kayu Balandae, sebagaimana yang perintahkan oleh ayahnya. Sebenarnya ia tidak terlalu setuju dengan perintah ayahnya, akan tetapi semua itu dilakukannya karena takut dengan kemurkaan ayahnya.

Ditengah perasaannya yang dirundung duka karena tidak diperbolehkan mempersunting saudara kandungnya, rupanya pohon Balandae yang ditembangnya tidak juga tumbang, padahal pangkal dan batang pohon tersebut telah terpisah. Perasaan sawerigading semakin tidak menentu. Kebingungan dan kekesalan silih berganti berkecamuk dalam batinnya.

Sebagai seorang saudara kembar, perang batin dalam diri Sawerigading turut dirasakan oleh saudara kembarnya. Tanpa sepengetahuan Sawerigading, berangkatlah saudara kembarnya untuk menembang pohon Balandae. Ajaib, dalam satu kali tebasan, pohon yang memang sudah terpisah pangkal dan batangnya itu langsung tumbang ke tanah.

Keesokan harinya, betapa terkejutnya Sawerigading saat melihat bahwa pohon Balandae yang tak kunjung bisa ditumbangkannya kini telah berubah menjadi perahu layar yang siap untuk mengarungi samudera. Tapi ia tidak ambil pusing untuk mengetahui siapa yang telah membantunya membuat kapal. Baginya kapal telah siap didepan mata, tidak ada gunanya memikirkan siapa yang membuat, satu hal yang pasti bahwa ia harus segera pulang untuk menyiapkan perbekalan untuk dibawa berlayar ke negeri cina.

Hari pemberangkatanpun tiba. Sawerigading segera berlayar mengarungi samudera luas. Berbagai rintangan dihadapinya dalam perjalanan. Dari gangguan alam seperti badai dan ombak sampai gangguan manusia yang berniat merompak kapal yang ditumpangi Sawerigading.

Berkat izin yang kuasa, segala gangguan dan rintangan yang didapatinya dalam perjalanan bisa dihadapi dengan baik oleh Sawerigading. Dan sampailah setelah berlayar beberapa lama, sampailah Sawerigading ke kerajaan cina.

“Angin apa gerangan yang membuat anakda jauh-jauh meninggalkan tanah kelahiran menuju daratan cina ?” tanya pamannya saat Sawerigading menghadap.

“Jika jodoh bisa datang tanpa dicari, mungkin anakda sampai saat ini masih menginjak tanah yang sama dengan tanah tempat anakda dilahirkan, tetapi karena jodoh ha rus dijemput, maka maksud kedatangan anakda kesini adalah untuk meminang putri paman raja.” ucap sawerigading mengutarakan maksud kedatangannya.

Mengetahui bahwa maksud kedatangan Sawerigading, adalah untuk melamar putrinya. Raja terdiam sejenak. Terlihat ia memikirkan sesuatu, sedangkan Saweringading hanya bisa menanti dengan perasaan cemas. Akhirnya Raja memerintahkan untuk memanggil Cudai, putrinya, untuk segera menghadap.

“Dari tanah Sulawesi yang jauh, Sawerigading yang merupakan saudara sepupumu berniat untuk menjalin tali kekeluargaan yang lebih dekat lagi dengan kita yang ada di negeri cina. Ayahanda tahu, bahwa dalam hidupmu kamu pasti memiliki mimpi, begitupun halnya dengan Sawerigading. Dan ketahuilah bahwa dunia ini terlalu luas, manusia tidak akan mampu untuk merealisasikan mimpinya seorang diri. Maukah kamu membantu Sawerigading menggapai mimpinya dan sekaligus membiarkan Sawerigading melumuri tangannya dengan usaha untuk membantumu mencapai mimpi ?” tanya Raja kepada Cudai.

Cudai yang saat itu bersimpuh di samping ayahnya berusaha untuk semakin menundukkan pandangannya. Ia kelihatan malu-malu.

“Ayahanda, bagi seorang putri seperti anakda, keinginan ayahanda juga merupakan keinginan anakda, karena anakda yakin bahwa apapun yang ayahanda inginkan pasti demi kebahagian anakda.” Ucap Cudai dengan nada suara malu-malu.

Mendengar bahwa Cudai bersedia untuk dipersunting oleh Sawerigading, perasaan raja sangat bahagia, karena ia tidak ingin membuat hati keponakannya kecewa, pun ia tidak ingin memaksakan keinginan kepada putri yang dicintainya. Tapi lebih dari itu semua perasaan Sawerigading lebih berbahagia, karena lamarannya diterima.

Pesta pernikahanpun digelar dengan meriah. Seluruh rakyat ikut merasakan kebahagian kedua mempelai yang juga berarti semakin mempererat hubungan kekeluargaan antara keluarga Sawerigading di Sulawesi dan keluarga Cudai di negeri Cina.

Setelah bertahun-tahun menetap di negeri cina, akhirnya pasangan suami-istri tersebut dikarunia seorang anak yang diberi nama La Galigo. Tapi saat La Galigo masih bayi. Sawerigading memutuskan untuk kembali ketanah kelahirannya, Sulawesi.

La Galigo kini mulai tumbuh tidak hanya menjadi pemuda yang gagah perkasa tapi juga cerdik cendekia dan bijak bestari. Saat La Galigo dewasa meminta izin untuk menemui ayahnya di tanah Sulawesi, ia dititipi oleh ibunya seekor ayam jago.

Ditanah Sulawesi, berkembang permainan adu ayam. Diantara mereka, terdapat seekor ayam aduan yang tak tertandingi. Bahkan beberapa ayam yang menjadi lawannya harus terkelapar mati. Pemilik ayam tersebut tidak lain adalah Sawerigading.

Suatu saat, sampailah La Galigo ke tanah sulawesi. Saat melihat ada orang yang sedang mengadu ayam, La Galigo segera menghampiri tempat tersebut. Sawerigading yang melihat ayam jago di tangan La Galigo kemudian berkata dengan suara lantang. “Wahai anak muda, bawalah kemari ayam yang ada ditanganmu itu. Biarkan ia merasakan tajamnya taji ayam jago milikku.”

Mendengar kalimat tersebut, La Galigo hanya tersenyum. Ia berniat memberi pelajaran pada orang yang terdengar angkuh tersebut. Ia pun memenuhi permintaan Sawerigading. Tidak berapa lama, kedua ayam tersebut terlibat dalam perkelahian yang sengit. Sampai suatu ketika ayam jago milik Sawerigading berlari meninggalkan arena aduan, lantaran tidak kuat lagi merasakan sakit.

Mengetahui ayam milik Sawerigading kalah, betapa terperanjatnya orang-orang yang menyaksikan kejadian itu, terlebih lagi Sawerigading. “Wahai anak muda, dari mana gerangan ayammu berasal ?” tanya Sawerigading. Kali ini nada bicaranya tidak lagi menyiratkan kesombongan, bahkan terkesan ada perasaan malu bercampur keheranan.

“Ayam saya berasal dari negeri Cina. Saya ke Sulawesi untuk mencari ayah saya.” Jelas La Galigo. Sawerigading kembali terkejut. Batinnya berkecamuk hebat. Pikirannya tiba-tiba melayang kepada anak dan istrinya yang ditinggalkan di negeri Cina.

“Siapa gerangan nama ayahmu itu anak muda ?” tanya Sawerigading lagi. Ia semakin tidak sabar untuk mengetahui identitas lawan bicaranya.

“Nama saya La Galigo, Ayah saya bernama Sawerigading dan Ibu saya bernama Cudai.” Jelas La Galigo.

“Tidak sia-sia perjalananmu, menempuh terjangan badai, mengarungi samudera luas dan menghadapi gelombang bahaya, karena ayah yang kamu cari adalah orang yang sekarang berdiri didepanmu. Sayalah Sawerigading yang kamu cari itu.” Ucap Sawerigading.

Mereka berduapun saling berpelukan. Setelah pertemuan itu, La Galigo dan Sawerigading sepakat untuk mengajak Cudai tinggal bersama mereka di tanah Sulawesi. Dan Menjadi cikal bakal nenek moyang suku bugis makasar dan Luwu..

Sumber

Legenda : Panglima Lidah Hitam (Sulawesi Selatan)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgD8djzyWEUnSnoRXkCqD-BWdKPjP91Fw5w8bES2yN1KcmycuPjKayrl2MpEyHngNrSi0LMog-1M9Tls8oFFPcz_lpmltjRU9k1GM_cNwIBCerj59qUKmm1jWXyg_is2suxc5keXl34G4w/s1600/khalid.jpg

Pada zaman dahulu kala disebuah puncak bukit di Napo, berkuasa seorang raja yang bernama Raja Balinapa. Raja ini sangat aneh, sudah berkuasa tiga puluh tahun lebih tetapi tidak mau melepaskan tahtanya. Jangankan kepada orang lain, kepada anaknya sendiri ia tak mau mewariskan kekuasaan kerajaannya itu.

Ia ingin berkuasa terus sepanjang masa, padahal semakin hari usianya semakin bertambah. Dan tidak ada manusia yang abadi. Tiap manusia pada akhirnya pasti akan mati.

Raja Balinapa selalu berusaha keras menjaga kesehatan badannya, baik dengan olahraga secara teratur, latihan perang, maupun berburu. Tidak lupa rajin minum jamu dan obat ramuan tabib terkenal, semua itu dilakukannya agar dapat berumur panjang.

Karena tidak mau mewariskan kekuasaanya, maka ia hanya mempunyai anak-anak perempuan. Tiap permaisurinya melahirkan anak laki-laki ia langsung membunuhnya, agar nanti tidak dapat merebut kekuasaan kerajaannya.

Tiap kali Permaisuri hamil ia selalu cemas. Jangan-jangan anaknya laki-laki. Pasti akan dibunuh suaminya. Maka selalu berharap anak yang dikandungnya adalah seorang bayi perempuan.

Pada suatu ketika permaisuri sedang hamil besar, kebetulan pula Raja Balinapa akan berburu ke daerah Mosso. Maka istrinya dibawa serta karena Raja takut kalau permaisuri melahirkan anak laki-laki, pasti permaisuri tidak tega membunuhnya.

Sebelum Raja pergi berburu beliau berpesan kepada Panglima Perang Puang Mosso, ”Jika besok atau lusa saya belum kembali sementara permaisuri melahirkan anak laki-laki, maka bunuhlah anak itu.

Siap Baginda. Segala perintah Baginda pasti hamba kerjakan.” jawab Puang Mosso.

Raja Balinapa memang cerdik. Kekhawatirannya terbukti. Sehari setelah ia setelah berangkat berburu, Permaisuri yang tinggal di Mosso melahirkan bayi laki-laki. Bayi itu memiliki lidah yang berbulu dan berwarna hitam. Oleh karena itu, Puang Mosso binggung ketika memikirkan bayi yang baru lahir itu ternyata seorang bayi laki-laki.

Kalau Raja disini, anak itu pasti disembelih”, katanya dalam hati.

Raja Balinapa tidak saja mempercayakan Puang Mosso untuk mengawasi Permaisuri. Ia juga menugaskan anjing terlatih yang menjadi pengawal raja. Mengetahui Permaisuri melahirkan, anjing pengawal raja yang bertugas menjaga permaisuri segera menjilati sarung bekas bersalin Permaisuri, sehingga meninggalkan darah di moncong si anjing. Selanjutnya anjing tersebut datang menghadap Raja sambil menggonggong terus memperlihatkan darah di moncongnya. Oleh karena itu, Raja Balinapa mengerti bahwa permaisurinya sudah melahirkan.

Sementara itu, Puang Mosso merasa kasihan sekali melihat keadaan bayi laki-laki itu, bayi itu agak lain daripada bayi-bayi kebanyakan. Lidahnya berbulu dan berwarna hitam. Ia tak tega untuk menyembelih bayi itu. Ia mencari akal. Lalu menyembelih seekor kambing dan membuatkan nisan untuk kuburan.

Ketika Raja kembali dari berburu, ia langsung bertanya, ”Apakah Permaisuri sudah melahirkan?

Dijawab oleh Puang Mosso, “Permaisuri melahirkan anak laki-laki dan hamba langsung menyembelihnya sebagaimana pesan Baginda. Marilah hamba antarkan Baginda untuk melihat kuburan anak itu.

Raja bersama Puang Mosso berangkat ke kuburan. Raja pun percaya bahwa anak laki-lakinya sudah disembelih.

Benarkah demikian? Kemana sebenarnya anak itu disembunyikan Puang Mosso? Raja Balinapa sama sekali tidak mengetahuinya.

Hari berganti tahun berlalu. Putra raja itu makin besar, dia sudah pandai belajar dan mengenal orang. Karena khawatir rahasianya akan diketahui oleh Raja nantinya, maka Puang Mosso menitipkan putra raja kepada seseorang yang sedang berlayar ke Pulau Salemo yang jauh dari bukit Napo.

Setelah di Salemo, anak itu semakin tumbuh menjadi remaja. Dia senang memanjat. Suatu hari, ketika ia sedang memanjat pohon, tiba-tiba datang seekor burung Rajawali raksasa yang mencengkeram pundaknya, lalu membawanya terbang ke tempat yang jauh. Sampai di Gowa, burung Rajawali menjatuhkan anak itu ditengah sawah. Seorang petani kebetulan melihatnya saat jatuh dari cengkeraman burung Rajawali. Petani itu melapor kepada Raja Gowa, “Di tengah sawah kami melihat seorang anak yang sangat gagah, berbaju merah. Kalau kita tanya anak dari mana, dia tidak menjawab.

Begitu Raja Gowa mengamati anak itu, segera tertarik dan berkata dalam hati, “Hemm, anak ini bukan sembarangan.” Oleh karena itu dipeliharalah anak tersebut hingga dewasa, diajari segala macam ilmu keperwiraan sehingga menjadi orang yang kuat, gagah dan sakti.

Raja Gowa kemudian dan mengangkat orang yang diterbangkan Rajawali ini menjadi panglima perang. Kalau Raja pergi berperang, pasukannya selalu menang berkat kesaktian panglimanya. Keahliannya di medan perang tak tertandingi.

Berita tentang kesaktian panglimanya terkenal dan tersebar ke berbagai penjuru wilayah. Sehingga Raja Gowa memberi gelar panglimanya I Manyambungi.

Sementara itu di bukit Napo, Raja Balinapa yang sebetulnya ayahanda I Manyambungi telah mati karena diserang oleh Raja Lego yang sakti. Raja ini sangat berkuasa dan kejam. Ia suka menyembelih orang dan mengganggu rakyat yang berada di negeri sekitarnya. Untuk mengatasi hal ini, para raja bawahan dan sekitarnya mulai prihatin dan mengadakan pertemuan. Karena sudah banyak orang yang dibunuh dan tidak ada yang bisa menekan si Raja Lego yang sakti tapi kejam tersebut.

Salah seorang diantaranya berkata, ”Ada berita baik, di Gowa ada seorang panglima perang yang sangat sakti, barangkali kita dapat minta tolong padanya untuk melawan Raja Lego.

Kemudian diutuslah seseorang ke Gowa untuk menemui panglima I Manyambungi. Akan tetapi I Manyambungi menolak dan berkata, “Saya akan turut ke Balanipa membantu kalian jika Puang Mosso yang datang menjemputku. Janji saya ini tidak boleh didengar oleh Raja Gowa, karena beliau melarangku meninggalkan negeri ini.

Tiba di Mosso, utusan bernama Puang Napo itu berkata kepada Puang Mosso, “Pergilah ke Gowa karena beliau mau kesini kalau Puang Mosso sendiri yang menjemputnya.” Tiba-tiba Puang Mosso tersentak kaget, heran dan cemas. Mengapa harus dia yang menjemput I Manyambungi. Ada hubungan apa dan kepentingan apa Panglima Perang terkenal Gowa itu dengannya? Agar tak penasaran segera berangkatlah Puang Mosso dengan kapal layar ke Gowa. Tiba di Gowa beliau menghadap I Manyambungi dengan dada berdebar-debar. Berkatalah I Manyambungi, “Saya betul-betul akan berangkat ke Balanipa, karena saya mengingat budi baikmu kepadaku, sewaktu kecil engkaulah yang menyelamatkan dan memeliharaku.

Dada Puang Mosso berdebar. "Jangan-jangan, dialah anak Raja Balinapa yang diselamatkannya dahulu dan sekarang bernama I Manyambungi," pikirnya antara khawatir dan gembira. Puang Mosso terus mengamati I Manyambungi dan memohon, “Maafkan hamba Tuan, coba julurkanlah lidah Tuan.” Ketika lidahnya dijulurkan dan terlihat lidah itu berwarna hitam dan berbulu, Puang Mosso langsung berteriak keras sembari memeluk I Manyambungi dan berkata, “Benar, engkaulah putra Raja Balinapa.

Tidak lama kemudian, pada waktu tengah malam berangkatlah mereka meninggalkan negeri Gowa dengan diam-diam karena jika pamit kepada Raja Gowa pasti takkan direstui kepergian I Manyambungi ke kampung halamannya.

Setelah sampai, kapal layar mereka merapat di Tangnga-Tangnga. Mereka lalu menurunkan semua peralatan perang dan membawanya ke bukit Napo. Itulah sebabnya I Manyambungi juga dinamakan To Dilaling yang berarti orang yang hijrah karena ia pindah dari Gowa ke Napo yaitu salah satu daerah Mandar. Dilaling (orang yang hijrah) karena beliau pindah dari Gowa ke Napo (salah satu daerah Mandar).

Sementara itu Raja Lego memerintah kerajaan Napo dengan kejam sekali. Ia berbuat sekehendak hatinya. Kalau menginginkan harta tidak peduli milik siapa harus diperolehnya, baik dengan cara halus maupun dengan cara kekerasan. Begitu pula jika ia ingin kawin, tak peduli wanita yang diinginkan menolak atau menerima, masih gadis atau sudah bersuami pasti dipaksanya menjadi istrinya. Akibatnya kebanyakan rakyat menaruh dendam dan sangat membencinya. Maka ketika I Manyambungi mengajak rakyat berjuang melawan Raja Lego, ajakannya itu disambut dengan suka cita. Pada hari yang ditentukan mereka menyerbu istana. Khusus Raja Lego dihadapi oleh I Manyambungi sendiri. Dalam pertempuran yang sangat dahsyat, Raja Lego akhirnya dapat dikalahkan oleh I Manyambungi. Raja kejam itu tewas diujung badik I Manyambungi. Akhirnya, I Menyambungi yang menjadi penerus tahta kerajaan Balinapa yang kacau-balau pada waktu itu. Pada masa pemerintahan I Manyambungi negeri tersebut menjadi aman, makmur dan sentosa.

Janganlah seseorang itu terlalu mementingkan diri sendiri sehingga dapat merugikan orang lain, seperti yang ditunjukkan oleh Raja Balinapa. Karena takut diganti, ia rela membunuh anak laki-lakinya.

Kedua, manusia tidak sepatutnya menyombongkan kekuatan dan kesaktiannya seperti Raja Lego untuk menindas yang lemah. Karena sesungguhnya tidak ada manusia yang mau ditindas oleh orang lain.

Rabu, 26 Februari 2014

Legenda : Manusia Ular (Kalimantan Tengah)

http://images.gofreedownload.com/handpainted-cartoon-snake-vector-187578.jpg
Dahulu ada seseorang yang bernama Sangi.Dia adalah seorang pemburu yang tangguh.Sangi pandai menyumpit buruan,Sumpitnya selalu mengenai sasaran.Setiap kali berburu ia selalu berhasil membawa pulang daging babi hutan dan daging rusa.

Sangi bertempat tinggaldi daerah aliran sungai Mahoroi,anak sungai Kahayan.Pada suatu hari sangi berburu dari pagi hingga petang namun tak mendapatkan seekor pun binatang.Keadaan ini membuat ia kesal.Karena hari mulai sore,ia pun pulanglah dengan tangan kosong.Didalam perjalanan pulang ia melihat bahwa air tepi sungai sangatlah keruh.Ini bertanda bahwa babi hutan baru saja minum air di sana.Dugaannya di perkuat oleh jejak kaki babi hutan.

Dengan penuh harapan Sangi terus mengikuti jejak bimatang itu.Benar saja,tak jauh di sana ia menemukan babi hutan tersebut,tetapi dalam keadaan yang sangat mengerikan.sebagian dari tubuh babi hutan itu berada di dalam seekor mulut ular raksasa.Pemandangan mengerikan ini sangat membuat takut Sangi.Ia tak dapat lari sehingga tak ada cara lain kecuali bersembunyi di dalam semak-semak.

Beberapa waktu telah belalu.Ular raksasa itu tak dapat menelan mangsanya.Di coba berkali-kali pun gagal.Akhirnya sang ular menghentikan usahanya.Dengan murkanya dipalingkanlah kepalanya ke arah tempat sangi bersembunyi.Secara gaib,ia berganti rupa menjadi seorang yang gagah.Ia menghampiri Sangi dan memegang lengannya.

Pemuda itu menggertak dan memerintahkan kepada Sangi,”Telan babi hutan itu bulat-bulat karena engkau telah mengintip ular raksasa yang sedang menelan mangsanya.”
“Saya…tapi saya…tidak…bisa”
“Ayo cepat lakukan…”

Denganpenuh rasa ketakutan Sangi melaksanakan perintah itu.Ajaib sekali, ternyata Sangi mampu melaksanakan perintah pemuda itu dengan mudah sekali, seolah-olah ia sendiri seekor ular.
Pemuda asal ular itu berkata bahwa karena Sangi telah berani mengintainya,sejak saat itu pula Sangi berubah menjadi ular jadi-jadian.

“Untuk sementara waktu engkau tak usah risau, selama engkau dapat merahasiakan kejadian ini,engkau tetap dapat mempertahankan bentuk manusiamu.”kata pemuda ular itu.

Pemuda ular itu lalu menghibur Sangi dengan mengatakan bahwa nasib yang menimpa Sangi sebenarnya tak terlalu jelek.Sebab,sejk kejadian itu ia bukan lagi merupakan mahluk yang dapat mati sehingga ia dapat mempertahankan kemudaannya untuk selama-lamanya.Demikianlah Sangi harus menjaga rahasianya ini agar tidak ketahuan orang,termasuk anggota keluarganya sendiri dan anak cucunya.Dengan ini ia berhasil mencapai umur 150 tahun.Akan tetapi keadaan yang luar biasa ini menimbulkan rasa aneh pada keturunannya.Mereka igin mengetahui rahasia kakeknya yang dapat berusia panjang dan dapat mempertahankan kemudaannya.

Oleh karena itu merekapun menghujani Sangi dengan berbagai pertanyaan.Akhirnya karena terus-menerus di desak,Sangi pun terpaksa membuka rahasianya,melanggar larangan berat itu.sebagai akibatnya,sedikit demi sedikit tubuhnya berganti rupa menjadi seekor ular raksasa.Pergantian ini di mulai dari Kakinya.Sadar akan keadaan ini,Sangi menyalahkan keturunannya sebagai nasib buruk yang menimpanya saat ini.

Dalam keadaan geram ia pun mengutuki keturunannya,yang dalam waktu singkat akan mati seluruhnya dalam suatu pertikaian di antara sesamanya.Sebelum sangi menceburkan dirinya ke sungai Kahayan bagian hulu untuk menjadi penjaganya,ia masih sempat mengambil harta pusakanya yang di simpan dalam satu guci Cina besar. Harta pusaka yang berupa kepingan-kepingan emas itu lalu di sebarkannya ke dalam air sungai.Sambil melakukan ini ia pun mengucapkan kutukan yang tersembunyi:

“Siapa saja yang mendulang emascdi daerah aliran sungai ini,akan mati tak lama setelah itu,sehingga hasil emas dulangannya akan di pergunakan untuk mengupacarakan kematiannya”
.
Penduduk setempat percaya kisah ini pernah terjadi.Kepercayaan mereka di perkuat karena di daerah mereka ada anak sungai Kahayan yang bernama sungai Sangi.Menurutbeberapa orang yang sering berlayar dengan biduk atau perahu bermotor,mereka pernah melihatseekor ular raksasa.Kepalanya saja yang berukuran sebesar drum minyak tanah.Ular raksasa itu mereka lihat berangin-angin dai atas bungkah-bungkah batu sungai pada bulan purnama di musim kering.
Selain itu sampai saat ini orang –orang di sana tidak berni mendulang emas di sana yang katanya sebesar biji labu kuning dan terdapat banyak di sana.

Kata Kata Galau Merenung

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwAI62yuRytkEdgXGcdV18LLrpe6km0gkOCiPPE67G485C6jrAZaz-GBdx7PvPkFuwKeJN_t22tiwVsonzxRygDQpJwn74CeC4P4fv57oKK70iIjwYAIEa-tB6Oq2RxsEsWoO88ZVZslA/s400/ilustrasi+galau.jpg
Bila terlalu rindu dan tak temukan cara untuk mengungkapkanya, aku memilih untuk membaca pesan singkatmu yang masih kusimpan.

Aku butuh pagi setelah gelap hari, aku butuh tempat untuk kudiami. Aku butuh tersenyum setelah bersedih, aku butuh hati untuk disayangi.

kini cobalah tuk mengerti aku lebih dalam, agar kau tahu berartinya dirimu untukku

dan kini cobalah tuk memaafkan salahku yang t'lah hancurkan hatimu

Aku tidak berharap untuk menjadi yang terpenting dihidupmu. Karena itu merupakan permintaan yang terbesar bagiku. Aku hanya berharap suatu saat nanti, jika kau melihat aku. Kau akan tersenyum dan berkata "Dialah orang yang selalu menyayangiku".aku ingin kamu mengerti. Jangan hanya aku yang kamu tuntut untuk mengerti perasaanmu.

Jalanan ke tembok china ku lalui, hamparan samudra pasifik ku arungi, tapi kenapa cinta kita tak kunjung bersemi ?

Kau takkan tahu sbrp tulus ssorg mencintaimu sampai kau melihat sbrp tulus ia mencintaimu dlm kondisi terburukmu

Menanti cinta darimu, sama kayak ngukur jalanan. Seakan tak berujung, namun kau tak kunjung mengerti dan membalasnya.

Ketika kamu membenci seseorang, kamu sedang membuat hidupmu semakin rumit.

Nggk ush kmu mmbri aku hrpan sebsar itu, jika kmu sndiri yg menghncurkan itu dngn sikap mu yg dingin ke aku

Jangan pernah menyerah! Jika Tuhan belum menjawab doamu, itu karena Tuhan punya rencana yg lebih baik tuk hidupmu.

Jalanan terpanjang bukanlah jalan dari sabang ke merauke, tapi jalan ke hatimu ketika kamu masih kepikiran mantan terus.

Kenapa kau tak prnah mengerti prasaan q walaupun q sdah brkorban dmi cnta q ke kmu tetapi mlah kmu memlih dia

Waktu kamu mesra sama aku, aku merasa bahagia banget. Tapi waktu aku lihat kamu mesra sama orang lain, hatiku SAKIT banget.

Maaf bila suatu saat nanti ku sudah tak ada disisimu lagi, bkn karna ku berhenti mencintaimu, tp ku berusaha berhenti saling menyakiti.

Aku harus bertahan untuk menantimu, meski penantian ini begitu berat, kesabaran dalam iman telah menepis kegalauan hatiku

Dalam hidup, orang tak akan peduli berapa banyak yg kamu tahu hingga mereka tahu berapa banyak kamu peduli pada mereka.

Jalanan ke tembok china ku lalui, hamparan samudra pasifik ku arungi, tapi kenapa cinta kita tak kunjung bersemi ?

Kau takkan tahu sbrp tulus ssorg mencintaimu sampai kau melihat sbrp tulus ia mencintaimu dlm kondisi terburukmu

Menanti cinta darimu, sama kayak ngukur jalanan. Seakan tak berujung, namun kau tak kunjung mengerti dan membalasnya.

Ketika kamu membenci seseorang, kamu sedang membuat hidupmu semakin rumit.

Nggk ush kmu mmbri aku hrpan sebsar itu, jika kmu sndiri yg menghncurkan itu dngn sikap mu yg dingin ke aku

Jangan pernah menyerah! Jika Tuhan belum menjawab doamu, itu karena Tuhan punya rencana yg lebih baik tuk hidupmu.

Jalanan terpanjang bukanlah jalan dari sabang ke merauke, tapi jalan ke hatimu ketika kamu masih kepikiran mantan terus.

Kenapa kau tak prnah mengerti prasaan ku walaupun ku sdah brkorban demi cinta ku ke kamu tetapi kamu malah memlih dia