Selasa, 22 April 2014

Kata Kata Bijak Luar Biasa Nabi Muhammad SAW

http://sphotos-c.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash2/t1.0-9/39968_412959769354_6411509_n.jpg
Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil sebaik-baiknya dari otak yang tidak sempurna.

Ada dua hal tidak tertandingi kejelekannya, yaitu: Berbuat syirik dan membuat rugi umat Islam. Begitu pula, terdapat dua perkara yang tidak tertandingi kebaikannya, ialah : Beriman kepada Allah, serta memberi manfaat kepada umat Islam.
 
Memperbaiki diri adalah alat yang ampuh untuk memperbaiki orang lain.

Jika seseorang tidak mencintai anda janganlah dia anda benci, karena mungkin akan tumbuh benih cinta kembali.

Ingatlah, boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang membahayakan dirinya atau membenci sesuatu yang bermanfaat baginya. Mohonlah petunjuk Nya

Tiga sifat manusia yang merusak adalah, kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, serta sifat mengagumi diri sendiri yang berlebihan.
Pahlawan bukanlah orang yang berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah.

Allah tidak melihat bentuk rupa dan harta benda kalian, tapi Dia melihat hati dan amal kalian.

Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya cinta adalah cinta kepada sesama.

Keluhuran budi pekerti akan tampak pada ucapan dan tindakan.

Orang yang berjiwa besar teguh pendiriannya, tetapi tidak keras kepala.
                                                     
Ulurkan cintamu karena Tuhanmu dan tariklah cintamu karena Tuhanmu, anda tentu tak akan kecewa.
Sahabat yang sejati adalah orang yang dapat berkata benar kepada anda, bukan orang yang hanya membenarkan kata-kata anda.

Bekerja atas dorongan cinta akan terasa senang tiada jemu dan lelah.

Orang besar menempuh jalan kearah tujuan melalui rintangan dan kesukaran yang hebat.

Berbuat baiklah kepada orang lain seperti berbuat baik kepada diri sendiri.

Cinta akan menggilas setiap orang yang mengikuti geraknya, tetapi tanpa gilasan cinta, hidup tiada terasa indah.

Bukan kecerdasan anda, melainkan sikap andalah yang yang akan mengangkat anda dalam kehidupan.
Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika mulai dari diri sendiri.

Jika rasa cinta terbalas, maka bersyukurlah karena Allah telah memberikan hidup lebih berharga dengan belas Kasih-Nya.

Cinta indah seperti bertepuk dua tangan, tak akan indah jika hanya sebelah saja.

Naluri berbicara kita akan mencintai yang memuja kita, tetapi tidak selalu mencintai yang kita puja.

Dalam perkataan, tidak mengapa anda merendahkan diri, tetapi dalam aktivitas tunjukkan kemampuan Anda.
Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijaksanaan sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan.

Orang dermawan dekat kepada Allah, dekat pada rahmat-Nya, serta selamat dari siksa-Nya. Sedang orang kikir, jauh dari Allah, jauh dari rahmat-Nya dan dekat sekali kepada siksa-Nya.

Tanda tanda orang yang celaka antara lain: Bergairah dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan haram, menjauhi nasihat ulama dan selalu menyendiri jika mengerjakan shalat.

Hidup didunia hanya merupakan tempat tinggal sementara untuk melanjutkan perjalanan nan jauh menuju keabadian.

Cintai dan sayangilah para fakir miskin, maka Allah akan menyayangimu.

Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Jauhilah dengki, karena dengki memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.

Yang terbaik di antara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia.

Kata Kata Bijak Para Sahabat Nabi Muhammad SAW

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSF6SAPJKbKGmY-xMm4MOgktznBO4_GoYvP_LBEizPE-v-I5ZrcGLRjVsANlNLWWukR_RqgP-eVruTBM6SyLkALWhirKANgIm2TH8mAB-55gIjnQciBk9oJV0AjF8zfqhXJe4AJZH0AeM/s320/Kata+kata+mutiara+hikmah+nabi.jpg

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku. ~ Khalifah ‘Umar
 
Antara tanda-tanda orang yang bijaksana itu ialah :
1. Hatinya selalu berniat suci. Lidahnya selalu basah dengan zikrullah.
2. Kedua matanya menangis kerana penyesalan (terhadap dosa).
3. Segala perkara dihadapinya dengan sabar dan tabah.
4. Mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia.
~ Sayidina Utshman bin Affan

Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. ~ Khalifah ‘Ali

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah. ~ Ibnu Mas’ud

Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu. ~ Khalifah ‘Ali

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. ~ Imam An Nawawi

Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub kerana suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu. ~ Sayidina Abu Bakar

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Orang yang bakhil itu tidak akan terlepas daripada salah satu daripada 4 sifat yang membinasakan yaitu : Ia akan mati dan hartanya akan diambil oleh warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya atau; hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa yang zalim atau; hartanya menjadi rebutan orang-orang jahat dan akan dipergunakan untuk kejahatan pula atau; adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan yang tidak berguna. ~ Sayidina Abu Bakar

Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.
Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah

Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah

Tiada sholat yang sempurna tanpa jiwa yang khusyu’.
Tiada puasa yang sempurna tanpa mencegah diri daripada perbuatan yang sia-sia.
Tiada kebaikan bagi pembaca al-Qur’an tanpa mengambil pangajaran daripadanya.
Tiada kebaikan bagi orang yang berilmu tanpa memiliki sifat wara’.
Tiada kebaikan mengambil teman tanpa saling sayang-menyayangi.
~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah

Nikmat yang paling baik ialah nikmat yang kekal dimiliki.
Doa yang paling sempurna ialah doa yang dilandasi keikhlasan. Barangsiapa yang banyak bicara, maka banyak pula salahnya. Siapa yang banyak salahnya, maka hilanglah harga dirinya. Siapa yang hilang harga dirinya, bererti dia tidak wara’. Sedang orang yang tidak wara’ itu berarti hatinya telah mati. ~ Sayidina Ali Karamallahu Wajhah

Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan kehinaan. (Imam Syafií)

Aku tidak pernah berdialog dengan seseorang dengan tujuan aku lebih senang jika ia berpendapat salah. (Imam Syafií)

Setiap manusia mempunyai orang yang dicintai dan yang dibenci. Tapi bagimu, jika ada maka berkumpullah kamu dengan orang-orang yang bertaqwa. (Imam Syafií)

Didiklah anak-anakmu itu berlainan dengan keadaan kamu sekarang kerana mereka telah dijadikan Tuhan untuk zaman yang bukan zaman engkau. (Umar bin Khatab)

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Aku memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. (Umar bin Khattab)

Siapa takut kepada Allah, maka tidak hidup marahnya, Siapa yang bertaqwa kepada-Nya, niscaya tidak mengerjakan sesukanya. (Umar bin Khatab)

Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehinga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala kelemahan dan kehinaanku.
(Umar bin Khathhab)

Kebahagiaanku jika mati sebelum baligh lalu aku dimasukkan kedalam syurga, tidak sebahagia jika aku hidup sampai tua dalam keadaan mengenal Allah yaitu yang paling bertaqwa, rajin mengerjaklan ibadah serta menerima apa apa yang telah di berikan Allah kepadaku. (Ali Bin Abu Thalib)

Minggu, 20 April 2014

Puisi : Raisopopo (Fadli Zon)

http://rmol.co/images/berita/normal/249871_06340030072013_Fadli_Zon.jpg
Aku raisopopo
Seperti Wayang digerakkan dalang
Cerita sejuta harapan
Menjual mimpi tanpa kenyataan
Berselimut citra fatamorgana
Dan kau terkesima

Aku raisopopo
Menari di gendang tuan
Berjalan dari gang hingga comberan
Menabuh genderang blusukan
Kadang menumpang bus karatan

Di antara banjir dan kemacetan
Semua jadi liputan
Menyihir dunia maya
Dan kau terkesima

Aku raisopopo
Hanya bisa berkata rapopo


*Bagaimana pendapat kalian tentang puisi terbaru karangan fadli zon ini,. Kalau dibaca sih pasti sobat sudah pada tahu untuk siapa puisi itu. Tapi... kalau menurut saya sih, kalau dilihat kata katanya mungkin dia sendiri yang raisopopo atau tidak bisa apa apa, bisanya cuman nyindir doang. LOL :D

Puisi : Air Mata Buaya (Fadli Zon)

http://rmol.co/images/berita/normal/103526_10431516032013_fadli_zon.jpg
Kau bicara kejujuran sambil berdusta
Kau bicara kesederhanaan sambil shopping di Singapura
Kau bicara nasionalisme sambil jual aset negara
Kau bicara kedamaian sambil memupuk dendam

Kau bicara antikorupsi sambil menjarah setiap celah
Kau bicara persatuan sambil memecah belah
Kau bicara demokrasi ternyata untuk kepentingan pribadi
Kau bicara kemiskinan di tengah harta bergelimpangan

Kau bicara nasib rakyat sambil pura-pura menderita
Kau bicara pengkhianatan sambil berbuat yang sama
Kau bicara seolah dari hati sambil menitikkan air mata

Air mata buaya

Puisi : Amuk (Sutardji Calzoum Bachri)

http://www.jakarta.go.id/web/system/jakarta2011/public/images/encyclopedia/c8c50457527ce7089f05df1d6260e861.jpg
Maafkan aku
Aku bukan sekedar penyair
Aku depan             
Depan yang memburu
Membebaskan kata
Memanggil Mu

Pot pot pot
Pot pot pot
Kalau pot tak mau pot

Biar pot semau pot
Mencari pot
Pot
Hei, Kau dengar manteraku
Kau dengar kucing memanggilMu

Izukalizu
Mapakazaba itasatali
Tutulita
Papaliko arukabazaku kodega zuzukalibu
tutukaliba dekodega zamzam lagotokoco
zukuzangga zagezegeze zukuzangga zege
zegeze zukuzangga zegezegeze zukuzang
ga zegezegeze zukuzangga zegezegeze zu
kuzangga zagezegeze aahh....!

Nama nama kalian bebas
Carilah tuhan semaumu

Jumat, 18 April 2014

Duduk Di Tepi Sungai



Cucunya tertawa terkekeh-kekeh. Ia meraup remah remah roti dari telapak tangannya yang bergurat kasar. Melemparkannya ke pasir putih. Lantas merpati itu mematukinya. Angin menggelepar di tingkah bunyi sayap mereka, yang datang dan pergi sesekali. Suara sungai seperti aliran mimpi. “Terbangnya cepat dan tinggi ?” Tanya si cucu, sambil memandangi makhluk bersayap itu tanpa berkedip.

“Tentu saja, coba lihat matanya . . . .”

Dan lelaki tua yang telah merasuki hidup itupun bercerita tentang mata, paruh dan bulu-bulu dan warna-warna, dan segala macam hal tentang merpati yang diketahuinya. Ia memindahkan seluruh pengalaman hidupnya pada si anak. Dan si anak merekam seluruh pengalaman hidup orang tua itu.

“Merpati juga sering disebut burung dara, kamu tahu kenapa?”
“Tidak.”
“Aku juga tidak. Orang-orang tua seperti aku tidak pernah diberi pelajaran Bahasa Indonesia. Mestinya kamu lebih tahu.”
“Aku akan tahu nanti, tapi sekarang belum.” Anak itu menjawab sambil menatap mata kakeknya.

Mata anak itu bening, tajam dan bercahaya, bagaikan memancar langsung dan menyelusup ke dalam mata kakeknya. Mata kakeknya juga bercahaya, tapi tidak lagi begitu bening dan tidak lagi begitu tajam. Mata itu juga menusuk langsung ke dalam mata cucunya. Kakek itu melihat masa lalu melalui cucunya. Dulu ia juga mengenal banyak hal dari kakeknya. Ia mengenal kerbau. Ia mengenal bunga rumput. Ia mengenal seruling. Ia mengenal suara sungai. Itu semua dari kakeknya. Lantas terpandang telapak tangannya sendiri yang keriput. Ia teringat telapak tangan kakeknya. Telapak tangannya sendiri dulu juga seperti telapak tangan cucunya.

“Itu semua sudah berlalu,” batin kakek itu sambil terus memandang mata cucunya. Ia seperti mencari sesuatu dari dirinya dalam diri cucunya.
“Tentu ada sesuatu dari dalam diriku.” Batinnya lagi, “seperti jua ada sesuatu dari diri kakekku dalam diriku.”
“Apakah kakek dulu juga bersekolah seperti aku ?”
“Aku tidak pernah sekolah, nak. Aku dulu belajar mengaji.”
“Mengaji.?”
“Ya, mengaji. Kamu tahu kan ? sebetulnya itu sekolah juga. Ayat-ayat kitab suci mengajarkan bagaimana hidup yang benar.”
“Kenapa bapak tidak mengajari aku mengaji sekarang ?”
“Tanyakan saja sendiri. Mungkin karena waktumu habis untuk sekolah. Kamu selalu pergi sampai sore.”
“Kalau memang kitab suci mengajarkan hidup yang benar, seharusnya bapak menyuruhku belajar mengaji.”
“Ya, tapi banyak orang berpikir belajar mengaji itu aneh di zaman sekarang. Mungkin bapakmu juga berpikir begitu. Ia berpikir kamu lebih baik belajar bahasa inggris.”
“Apakah hidup kita akan tidak benar kalau tidak pernah belajar mengaji sama sekali?” kakek itu terperangah. Keningnya berkerut. Ia menatap mata cucunya yang bening dan polos bercahaya. Itulah pertanyaan yang pernah ia ajukan kepada kakeknya dulu. Tapi ia tak ingin menjawab pertanyaan cucunya dengan jawaban kakeknya. Ia sendiri sudah lama berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan. Sekarang ia merasa harus berusaha keras menjawab pertanyaan cucunya itu, karena ia berpikit akan teringat sampai mati. Sering kali ia merasa sudah menemukan jawaban, tapi ia takut itu merupakan jawaban yang tidak sesuai untuk cucunya. Selama ini  memang sudah menemukan keyakinan, namun ia juga ingin cucunya menemukan keyakinan sendiri.

“Tanyakan saja pada gurumu,nak. Tentunya ia punya jawaban yang bagus.”
“Guruku tidak menjawab, kek. Ia hanya mengajarkan bagaimana caranya aku menemukan jawaban.”
“Wah, kalau begitu sekolahmu itu pasti sekolah yang bagus. Kamu beruntung sekali, nak. Kamu sangat beruntung . . .”

Anak kecil itu masih memandang mata kakeknya tanpa berkedip. Mereka saling bertatapan dan saling merasuki lorong kehidupan yang amat panjang ke masa lalu dan ke masa depan. Orang tua itu teringat kembali ia dulu juga menatap mata kakeknya begitu lama dan ia waktu itu merasakan rekaman sebuah perjalanan panjang sedang memasuki dirinya dan kini ia tengah memindahkan perjalanan kakeknya dan perjalanannya sendiri dalam diri cucunya dan ia membayangkan cucunya kelak setelah menjadi kakek akan memindahkan perjalanan leluhurnya ke dalam diri cicitnya. Sungai itu mendesah. Burung dara mengepakkan sayap. Desah sungai selalu seperti itu dan kepak sayap burung selalu seperti itu tapi manusia selalu berubah. Kakek itu mendengar cucunya tertawa terkekeh-kekeh. Kakek itu memandang cucunya berlari-lari melintasi kerumuman burung-burung sehingga burung-burung itu beterbangan sebentar sebelum merendah kembali mematuki remah-remah roti di antara kerikil. Cucunya berlari-larian di atas kerikil bercampur pasir putih yang bersih.

“Ini sebuah tempat yang bagus,” pikir orang tua itu. Di seberang sungai itu ada pohon-pohon yang rindang tempat remaja berpacaran dan di seberang pohon-pohon yang rindang itu ada pagar tembok dan diluarnya  membayang deretan gedung-gedung bertingkat dan diatas gedung-gedung bertingkat itu bertengger antena-antena parabola. Mata orang tua itu berkedip-kedip karena silau

“Kakek ! ke sini !”

Terdengar cucunya memanggil. Orang tua itu duduk mendekat. Ia melihat cucunya duduk di tepi sungai, sungai itu jernih. Dasarnya terlihat jelas. Terlihat ikan bergerak-gerak di celah batu. Ia memandangi cucunya, ingin tahu anak itu mau berkata apa. Tapi anak kecil itu Cuma membenamkan dagu antara kedua lututnya. Seperti mendengarkan sungai. Remah-remah roti yang mereka bagikan telah habis. Burung-burung melayang pergi, mereka berdua memandang burung-burung berterbangan di langit. Makin lama makin menjauh dan menghilang seperti masa yang berlalu. Tak terdengar lagi kepak sayap burung. Tinggal suara sungai yang gemericik dan udara yang bergetar ditembus cahaya matahari.

(Seno Gumira Ajidarma)